nilah Maksud Terselubung di Balik Gencatan Senjata Israel-Gaza
Jakarta. Upaya Israel yang sejalan dengan manuver negara-negara Arab untuk menciptakan genjatan senjata di Gaza, menurut Farid Wadjdi harus diwaspadai karena memiliki maksud terselubung. “Antara lain untuk mengamankan front selatan jalur Gaza,” ungkap pengamat hubungan internasional tersebut kepada mediaumat.com, Rabu (21/11).
Farid menyebutkan arti penting dari gencatan senjata bagi Israel. “Agresor Zionis Yahudi ini bisa lebih memfokuskan pasukannya untuk front utara Dataran Tinggi Golan yang berbatasan langsung dengan Suriah,” ungkap ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia ini.
Menurutnya, Israel merasa perlu secara khusus mempersiapkan diri di front utara, mengingat semakin menguatnya posisi mujahidin di Suriah. Di sisi lain , rezim Assad yang selama ini sukses mengamankan front utara selama 40 tahun lewat perjanjian damai dengan Israel berkaitan dengan Dataran tinggi Golan semakin diambang kehancuran.
Sedangkan di sisi lain, menguatnya mujahidin Suriah dengan tuntutan penegakan khilafah sangat menakutkan Amerika termasuk Zionis Israel. “Berdirinya khilafah akan menjadi ancaman nyata bagi eksistensi penjajah Zionis,” pungkasnya.
Sebelumnya seperti yang dilansir almasryalyoum, rabu (14/11) PM Israel Netanyahu mengatakan negaranya sedang menghadapi tantangan baru di Suriah dengan menguatnya jihad global di Suriah yang anti Israel.
Pernyataan ini disampaikan Netanyahu setelah melakukan inspeksi ke Dataran Tinggi Golan, didampingi menteri pertahanan Ehud Barak dan wakil kepala staff Mayjen Yair Naveh.
Dia menambahkan jatuhnya rezim Suriah ke tangan kekuatan baru ekstrim yang anti Israel akan mengancam Israel “Kami sedang mempersiapkan diri menghadapinya,” tegasnya. Netanyahu kemudian membuktikan itu dengan melancarkan serangan mematikan sejak rabu (14/11) terhadap Gaza.
Farid menyebutkan arti penting dari gencatan senjata bagi Israel. “Agresor Zionis Yahudi ini bisa lebih memfokuskan pasukannya untuk front utara Dataran Tinggi Golan yang berbatasan langsung dengan Suriah,” ungkap ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia ini.
Menurutnya, Israel merasa perlu secara khusus mempersiapkan diri di front utara, mengingat semakin menguatnya posisi mujahidin di Suriah. Di sisi lain , rezim Assad yang selama ini sukses mengamankan front utara selama 40 tahun lewat perjanjian damai dengan Israel berkaitan dengan Dataran tinggi Golan semakin diambang kehancuran.
Sedangkan di sisi lain, menguatnya mujahidin Suriah dengan tuntutan penegakan khilafah sangat menakutkan Amerika termasuk Zionis Israel. “Berdirinya khilafah akan menjadi ancaman nyata bagi eksistensi penjajah Zionis,” pungkasnya.
Sebelumnya seperti yang dilansir almasryalyoum, rabu (14/11) PM Israel Netanyahu mengatakan negaranya sedang menghadapi tantangan baru di Suriah dengan menguatnya jihad global di Suriah yang anti Israel.
Pernyataan ini disampaikan Netanyahu setelah melakukan inspeksi ke Dataran Tinggi Golan, didampingi menteri pertahanan Ehud Barak dan wakil kepala staff Mayjen Yair Naveh.
Dia menambahkan jatuhnya rezim Suriah ke tangan kekuatan baru ekstrim yang anti Israel akan mengancam Israel “Kami sedang mempersiapkan diri menghadapinya,” tegasnya. Netanyahu kemudian membuktikan itu dengan melancarkan serangan mematikan sejak rabu (14/11) terhadap Gaza.
Inilah Maksud Terselubung di Balik Gencatan Senjata Israel-Gaza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar