Antre BBM, Modus Pemerintah Menaikkan Harga BBM Bersubsidi
Mediaumat.com. Jakarta. Antre BBM sebenarnya bukan disebabkan karena kelangkaan. Namun merupakan modus pemerintah untuk menaikkan harga premium bersubsidi. Ichsanuddin Noorsy memprediksi tahun depan harga premium bersubsidi akan naik menjadi Rp 6000. “Arahnya jadi kelihatan bahwa tahun depan jangan berharap BBM tidak naik. Dugaan saya kenaikannya untuk premium Rp 1500 jadi yang tadinya Rp 4500 menjadi Rp 6000,” ungkap pengamat kebijakan publik itu kepada mediaumat.com, Kamis (29/11) di Jakarta.
Menurutnya, pemerintah memang ingin menyamakan harga premium dalam negeri dengan harga internasional. Maka sebelum harganya sama, penaikan harga BBM akan terus dilakukan. Berbagai modus dilakukan. Misalnya, dengan penentuan kuota BBM bersubsidi. Jadi kekurangan stok BBM di berbagai SPBU di berbagai daerah hingga membuat publik antre dan tidak dapat bekerja bukan karena BBM langka. BBM tidak langka. Cuma yang bersubsidi mendekati kuota. Yang jumlahnya sudah mendekati 44 juta-an kiloliter. Yang diperkirakan akan habis pada tanggal 22 Desember.
Hal itu terjadi, beber Noorsy, lantaran beberapa faktor. Pertama, kesalahan melaksanakan amanah kekuasaan dan amanah konstitusi. Kedua, tidak terjadi singkronisasi antara industri yang satu dengan industri yang lain. Ketiga, Indonesia didikte oleh industri minyak, industri otomotif dan industri keuangan. Keempat, aparat pejabat mengukur kebijakan itu pada dirinya sehingga tidak berpihak kepada publik. Kelima, seluruh kebijakan itu bermuara pada kepentingan asing.
“Akibat dari itu semua, kita sebagai bangsa Indonesia tidak bisa menikmati hasil minyak yang disedot dibumi kita sendiri, karena semuanya sudah dikuasai asing,” ungkapnya[] Joko Prasetyo
Menurutnya, pemerintah memang ingin menyamakan harga premium dalam negeri dengan harga internasional. Maka sebelum harganya sama, penaikan harga BBM akan terus dilakukan. Berbagai modus dilakukan. Misalnya, dengan penentuan kuota BBM bersubsidi. Jadi kekurangan stok BBM di berbagai SPBU di berbagai daerah hingga membuat publik antre dan tidak dapat bekerja bukan karena BBM langka. BBM tidak langka. Cuma yang bersubsidi mendekati kuota. Yang jumlahnya sudah mendekati 44 juta-an kiloliter. Yang diperkirakan akan habis pada tanggal 22 Desember.
Hal itu terjadi, beber Noorsy, lantaran beberapa faktor. Pertama, kesalahan melaksanakan amanah kekuasaan dan amanah konstitusi. Kedua, tidak terjadi singkronisasi antara industri yang satu dengan industri yang lain. Ketiga, Indonesia didikte oleh industri minyak, industri otomotif dan industri keuangan. Keempat, aparat pejabat mengukur kebijakan itu pada dirinya sehingga tidak berpihak kepada publik. Kelima, seluruh kebijakan itu bermuara pada kepentingan asing.
“Akibat dari itu semua, kita sebagai bangsa Indonesia tidak bisa menikmati hasil minyak yang disedot dibumi kita sendiri, karena semuanya sudah dikuasai asing,” ungkapnya[] Joko Prasetyo
Antre BBM, Modus Pemerintah Menaikkan Harga BBM Bersubsidi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar