Minggu, 29 Agustus 2010

Tanah Tabu [Review Buku]

Judul Buku:Tanah Tabu
Penulis : Anindita S. Thayf

"Di ujung sabar ada perlawanan. Di batas nafsu ada kehancuran. Dan air mata hanyalah untuk yang lemah." Mabel percaya takdir akan berakhir buruk jika kita tidak menjaga langkah, apalagi bagi perempuan seperti dirinya. Tapi Mace, sang menantu, belum bisa melupakan trauma pada masa lalu. Sementara Leksi, cucu kesayangan Mabel, masih suka semaunya sendiri. Beruntung ada Pum dan Kwee yang bisa diandalkan. Bersama keduanya, si kecil Leksi berlajar menjalani hidup yang keras di atas Tanah Tabu. Dan, pada kita semua, Mabel berpesan, "Kita harus tetap kuat.... Jangan menyerah. Terus berjuang demi anak-cucu kita. Mereka harus mendapatkan kehidupan yang lebih baik." 
 
Novel ini mengisahkan kehidupan masyarakat Indonesia di Papua yang tetap dijerat kemiskinan walaupun sebenarnya sumberdaya alam disana sangat kaya. Suku Dani yang digambarkan dalam novel ini yang desanya terletak tidak jauh dari perusahaan penambang emas. Namun sayang, antara kekayaan perusahaan penambang emas dengan kehidupan masyarakatnya berdiri tembok besar yang memisahkan mereka.
 
Tokoh yang dimunculkan dalam novel ini adalah sebuah keluarga yang terdiri dari Mabel, Mace (menantu Mabel) dan leksi, serta dua ekor binatang peliharaannya yaitu seekor anjing yang diberi nama Pum dan seekor babi dengan nama Kwee.

Leksi dalam cerita ini adalah seorang gadis kecil yang cerdas, yang karena kecerdasan dan keluguannya sebagai anak kecil tergambar seperti sebuah kritikan bagi pemerintah bangsa ini. Hal itu terlihat ketika dia bercerita tentang kondisi sekolahnya yang sangat memprihatinkan padahal tidak jauh dari kampungnya berdiri perusahaan besar yang mengeksploitasi kekayaan alam.
 
Kemudian tokoh Mabel, dalam novel ini juga diceritakan sebagai seorang perempuan yang cerdas yang didapatnya ketika menjadi pembantu keluarga orang asing bernama tuan Piet dan Nyonya Hermine. dirumah tuan Piet itu, Mabel punya banyak kesempatan membaca, sehingga dia punya pengetahuan lebih dibanding kebanyakan warga kampung.
 
Namun karena kecerdasannya itu Mabel sering dicurigai sebagai pemberontak sehingga pernah ditangkap, meski akhirnya dibebaskan karena tidak terbukti.
 
Kemudian tokoh Mace, adalah menantu Mabel dan ibu dari Leksi, yang dicampakkan suaminya karena pernah diperkosa oleh dua orang laki-laki asing ketika pulang dari kebun suatu siang.
 
Novel ini diceritakan dari sudut pandang Leksi, Pum dan Kwee yang menceritakan kehidupan mereka silih berganti. Membaca novel yang ditulis dengan apik dan menjadi Pemenang I sayembara Novel DKJ 2008 ini, membawa kita seolah-olah melihat kehidupan negeri kita pada umumnya. Dan ini sangat bagus untuk pencerahan pemikiran kita.
 
Download ebook belum tersedia (Mohon Maaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar