Jumat, 30 November 2012

AKAL-AKALAN PEMERINTAH YANG MAU MENAIKAN HARGA BBM


Antre BBM, Modus Pemerintah Menaikkan Harga BBM Bersubsidi

Mediaumat.com. Jakarta. Antre BBM sebenarnya bukan disebabkan karena kelangkaan. Namun merupakan modus pemerintah untuk menaikkan harga premium bersubsidi. Ichsanuddin Noorsy memprediksi tahun depan harga premium bersubsidi akan naik menjadi Rp 6000.  “Arahnya jadi kelihatan bahwa tahun depan jangan berharap BBM tidak naik. Dugaan saya kenaikannya untuk premium Rp 1500 jadi yang tadinya Rp 4500 menjadi Rp 6000,” ungkap pengamat kebijakan publik itu kepada mediaumat.com, Kamis (29/11) di Jakarta.
Menurutnya, pemerintah memang ingin menyamakan harga premium dalam negeri dengan harga internasional. Maka sebelum harganya sama, penaikan harga BBM akan terus dilakukan. Berbagai modus dilakukan. Misalnya, dengan penentuan kuota BBM bersubsidi. Jadi kekurangan stok BBM di berbagai SPBU di berbagai daerah hingga membuat publik antre dan tidak dapat bekerja bukan karena BBM langka. BBM tidak langka. Cuma yang bersubsidi mendekati kuota. Yang jumlahnya sudah mendekati 44 juta-an kiloliter. Yang diperkirakan akan habis pada tanggal 22 Desember.
Hal itu terjadi, beber Noorsy, lantaran beberapa faktor. Pertama, kesalahan melaksanakan amanah kekuasaan dan amanah konstitusi. Kedua, tidak terjadi singkronisasi antara industri yang satu dengan industri yang lain. Ketiga, Indonesia didikte oleh industri minyak, industri otomotif dan industri keuangan. Keempat, aparat pejabat mengukur kebijakan itu pada dirinya sehingga tidak berpihak kepada publik. Kelima, seluruh kebijakan itu bermuara pada kepentingan asing.
“Akibat dari itu semua, kita sebagai bangsa Indonesia tidak bisa menikmati hasil minyak yang disedot dibumi kita sendiri, karena semuanya sudah dikuasai asing,” ungkapnya[] Joko Prasetyo

Antre BBM, Modus Pemerintah Menaikkan Harga BBM Bersubsidi

PALESTINA JANGAN TERTIPU OLEH ORANG KAFIR




Pengakuan Palestina Menjadi Negara Tidak Akan Membawa Perubahan yang Signifikan



Analisis : Pengakuan Palestina Menjadi Negara Tidak Akan Membawa Perubahan yang Signifikan

KOMPLIK DI SURIAH BELUM BERAKHIR

Suriah, 20 Bulan Krisis, 47 Ribu Tewas

 
 
Hidayatullah.com--Krisis Suriah telah menginjak bulan keduapuluh, jumlah korban sudah mencapai 47 ribu.

"2,148 di antaranya anak-anak,"demikian laporan resmi lembaga kemanusian terbesar Turki, IHH Humanitarian Relief Foundation yang dirilis 28 November 2012.

Selain korban tewas, lebih dari 2,5 juta  warga Suriah mengungsi, baik ke berbagai tempat aman di Suriah atau ke negara-negara jiran seperti Turki, Lebanon, Irak, dan Yordania.

Laporan IHH memfokuskan pada aspek kemanusiaan akan krisis yang bermula sejak Maret 2011 ini, bantuan dan upaya yang dilakukan IHH terhadap rakyat Suriah yang menjadi korban.

IHH menulis, lembaga telah masuk ke Suriah sejak Maret 2011 guna menyediakan berbagai keperluan dasar seperti, tempat tinggal, makanan, dan layanan kesehatan.

Selain memberikan bantuan kemanusian, IHH juga mengangkat berbagai pelanggaran HAM yang dialami rakyat Suriah ke mahkamah nasional dan internasional. Di antara usaha itu adalah dibentuknya Forum Bantuan Kemanusian Suriah (Syrian Humanitarian Aid Forums) yang diprakarsai di Jenewa, Swiss, oleh badan PBB untuk koordinasi masalah kemanusiaan (OCHA).

Statistik Hingga November 2012

Korban Tewas: 47.000 orang (2,148 anak-anak)

Korban penyiksaan: 970 orang

Rakyat yang ditangkap oleh rezim Syiah Basyar Assad : 400.000 orang

Pengungsi ke luar negeri: 600.000 orang

Pengungsi di dalam Suriah : 2,5 juta orang

Orang hilang : 100.000,

Dan 1,5 juta orang di ambang bencana kelaparan.*

Rep: Surya Fachrizal Ginting
Red: Dija
Hidayatullah.com - Suriah, 20 Bulan Krisis, 47 Ribu Tewas

Kisah Hidup Khalifah Umar bin Abdul Aziz Khalifah ke 5 bani Ummayah

 Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah Khalifah yang mampu mensejahterakan rakyatnya.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz Pemimpin yang Adil.

Keluarga Umar bin Abdul Aziz

Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz, ya begitulah rakyatnya memanggilnya. Seorang pemimpin yang saleh, kharimastik, bijaksana, dan dekat dengan rakyatnya. Sosoknya yang begitu melegenda tentu membuat hati penasaran untuk mengenalnya. Peristiwa-peristiwa pada pemerintahannya menimbulkan rasa cinta untuk meneladaninya. Berikut ini bersama kita simak biografi singkat dari sang khalifah yang mulia.

Ia adalah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Al-Hakam bin Abu Al-Ash bin Umayyah bin Abd Syams bin Manaf, seorang imam dalam permasalahan agama dan dunia, penghafal hadis nawabi, mujtahid, laki-laki yang zuhud, pula ahli ibadah, sosok yang benar-benar layak digelari pemimpin orang-orang yang beriman. Ia dikenal juga dengan Abu Hafs, nasabnya Al-Qurasyi Al-Umawi.
Ayahnya adalah Abdul Aziz bin Marwan, salah seorang dari gubernur Klan Umayah. Ia seorang yang pemberani lagi suka berderma. Ia menikah dengan seorang wanita salehah dari kalangan Quraisy lainnya, wanita itu merupakan keturunan Umar bin Khattab, dialah Ummua Ashim binti Ashim bin Umar bin Khattab, dialah ibu Umar bin Abdul Aziz. Abdul Aziz merupakan laki-laki yang saleh yang baik pemahamannya terhadap agama. Ia merupakan murid dari sahabat senior Abu Hurairah.
Ibunya Ummu Ashim, Laila binti Ashim bin Umar bin Khattab. Bapaknya Laila merupakan anak Umar bin Khattab, ia sering menyampaikan hadis nabi dari Umar. Ia adalah laki-laki dengan perawakan tegap dan jangkung, satu dari sekian laki-laki mulia di zaman tabi’in. Ada kisah menarik mengenai kisah pernikahannya, kisah ini cukup penting untuk diketengahkan karena dampak kejadian ini membekas kepada keturunannya, yakni Umar bin Abdul Aziz.

Cerita ini dikisahkan oleh Abdullah bin Zubair bin Aslam dari ayahnya dari kakeknya yang bernama Aslam. Ia menuturkan, “Suatu malam aku sedang menemani Umar bin Khattab berpatroli di Madinah. Ketika beliau merasa lelah, ketika beliau merasa lelah, beliau bersandar ke dinding di tengah malam, beliau mendengar seorang wanita berkata kepada putrinya, ‘Wahai putriku, campurlah susu itu dengan air.’ Maka putrinya menjawab, ‘Wahai ibunda, apakah engkau tidak mendengar maklumat Amirul Mukminin hari ini?’ Ibunya bertanya, ‘Wahai putriku, apa maklumatnya?’ Putrinya menjawab, ‘Dia memerintahkan petugas untuk mengumumkan, hendaknya susu tidak dicampur dengan air.’ Ibunya berkata, ‘Putriku, lakukan saja, campur susu itu dengan air, kita di tempat yang tidak dilihat oleh Umar dan petugas Umar.’ Maka gadis itu menjawab, ‘Ibu, tidak patut bagiku menaatinya di depan khalayak demikian juga menyelesihinya walaupun di belakang mereka.’ Sementara Umar mendengar semua perbincangan tersebut. Maka dia berkata, ‘Aslam, tandai pintu rumah tersebut dan kenalilah tempat ini.’ Lalu Umar bergegas melanjutkan patrolinya.
Di pagi hari Umar berkata, ‘Aslam, pergilah ke tempat itu, cari tahu siapa wanita yang berkata demikian dan kepada siapa dia mengatakan hal itu. Apakah keduanya mempunyai suami?’ Aku pun berangkat ke tempat itu, ternyata ia adalah seorang gadis yang belum bersuami dan lawan bicaranya adalah ibunya yang juga tidak bersuami. Aku pun pulang dan mengabarkan kepada Umar. Setelah itu, Umar langsung memanggil putra-putranya dan mengumpulkan mereka, Umar berkata, ‘Adakah di antara kalian yang ingin menikah?’ Ashim menjawab, ‘Ayah, aku belum beristri, nikahkanlah aku.’ Maka Umar meminang gadis itu dan menikahkannya dengan Ashim. Dari pernikahan ini lahir seorang putri yang di kemudian hari menjadi ibu bagi Umar bin Abdul Aziz.”
Diriwayatkan bahwa pada suatu malam Umar bin Khattab bermimpi, dia berkata, “Seandainya mimpiku ini termasuk tanda salah seorang dari keturunanku yang akan memenuhinya dengan keadilan (setelah sebelumnya) dipenuhi dengan kezaliman. Abdullah bin Umar mengatakan, “Sesungguhnya keluarga Al-Khattab mengira bahwa Bilal bin Abdullah yang mempunyai tanda di wajahnya.” Mereka mengira bahwa dialah orang yang dimaksud, hingga Allah kemudian menghadirkan Umar bin Abdul Aziz.

Kelahiran dan Wafatnya

Ahli sejarah berpendapat bahwa kelahiran Umar bin Abdul Aziz terjadi di tahun 61 H. Ia dilahirkan di Kota Madinah An-Nabawiyah, pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Umar bin Abdul Aziz tidak memiliki usia yang panjang, ia wafat pada usia 40 tahun, usia yang masih relatif muda dan masih dikategorikan usia produktif. Namun, di balik usia yang singkat tersebut, ia telah berbuat banyak untuk peradaban manusia dan Islam secara khusus.
Ia dijuluki Asyaj Bani Umayah (yang terluka di wajahnya) sebagaimana mimpi Umar bin Khattab.

Saudara-Saudara Umar bin Abdul Aziz

Abdul Aziz bin Marwan (bapak Umar), mempunyai sepuluh orang anak. Mereka adalah Umar, Abu Bakar, Muhammad, dan Ashim. Ibu mereka adalah Laila binti Ashim bin Umar bin Kahttab. Abdul Aziz mempunyai enam anak dari selain Laila, yaitu Al-Ashbagh, Sahal, Suhail, Ummu Al-Hakam, Zabban dan Ummul Banin. Ashim (saudara Umar) inilah yang kemudian menjadi kunyah ibunya (Laila Ummu Ashim).

Anak-Anak Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz mempunyai empat belas anak laki-laki, di antara mereka adalah Abdul Malik, Abdul Aziz, Abdullah, Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Bakar, Al-Walid, Musa, Ashim, Yazid, Zaban, Abdullah, serta tiga anak perempuan, Aminah, Ummu Ammar dan Ummu Abdillah.
Pada saat Umar bin Abdul Aziz wafat, ia tidak meninggalkan harta untuk anak-anaknya kecuali sedikit. Setiap anak laki-laki hanya mendapatkan jatah 19 dirham saja, sementara satu anak dari Hisyam bin Abdul Malik (khalifah Bani Umayah lainnya) mendapatkan warisan dari bapaknya sebesar satu juta dirham. Namun beberapa tahun setelah itu salah seorang anak Umar bi Abdul Aziz mampu menyiapkan seratus ekor kuda lengkap dengan perlengkapannya dalam rangka jihad di jalan Allah, pada saat yang sama salah seorang anak Hisyam menerima sedekah dari masyarakat.
Istri-Istrinya
Istri pertamanya adalah wanita yang salehah dari kalangan kerajaan Bani Umayah, ia merupakan putri dari Khalifah Abdul Malik bin Marwan yaitu Fatimah binti Abdul Malik. Ia memiliki nasab yang mulia; putri khalifah, kakeknya juga khalifah, saudara perempuan dari para khalifah, dan istri dari khalifah yang mulia Umar bin Abdul Aziz, namun hidupnya sederhana.
Istrinya yang lain adalah Lamis binti Ali, Ummu Utsman bin Syu’aib, dan Ummu Walad.

Ciri-Ciri Fisik Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz berkulit cokelat, berwajah lembut dan tampan, berperawakan ramping, berjanggut rapi, bermata cekung, dan di keningnya terdapat bekas luka akibat sepakan kaki kuda. Ada pula yang mengatakan, ia berkulit putih, berwajah lembut dan tampan, berperawakan ramping dan berjenggot rapi.
Sumber: Perjalanan Khalifah Yang Agung Umar bin Abdul Aziz, DR. Ali Muhammad Ash-Shallabi
Inilah keadaan Umar bin Abdul Aziz ditinjau dari lingkungan domestiknya. Ia tumbuh di lingkungan salehah dan berdarah biru. Namun bagaimanakan ia menjalankan hidupnya ketika dewasa? Bagaimana Ibadah dan muamalahnya? InsyaAllah akan kita simak di kisah selanjutnya.
Bersambung…

Faktor Keluarga
Umar bin Abdul Aziz melewati masa kanak-kanaknya di Kota Madinah An-Nabawiyah. Kota yang dipenuhi dengan aroma kenabian. Bagaimana tidak, pada saat itu masih banyak para sahabat berjalan-jalan di kota yang dahulunya disebut Yatsrib ini, di antara pembesar sahabat duduk-duduk di masjid mengajarkan ilmu yang mereka miliki, dan rumah-rumah nabi pun masih meninggalakn jejak-jejaknya yang mulia.
Umar bin Abdul Aziz tergolong anak yang cerdas dan memiliki hapalan yang kuat. Kedekatan kekerabtannya dengan Abdullah bin Umar bin Khattab, menyebabkannya sering bermain ke rumah sahabat nabi yang mulia ini. Suatu ketika ia mengatakan kepada ibunya sebuah cita-cita yang mulia dan menunjukkan jati diri Umar kecil, “Ibu, aku ingin menjadi seorang laki-laki dari paman ibu.” Ibunya pun menanggapi, “Sulit bagimu nak untuk meniru pamanmu itu.”
Terang saja ibunya mengatakan demikian, Abdullah bin Umar adalah salah seorang pembesar dari kalangan sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia merupakan salah seorang yang paling banyak meriwayatkan hadis nabi, seseorang putera kesayangan dari orang yang paling mulia di masa Islam setelah Nabi Muhammad dan Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang ahli ibadah lagi mempunyai kedudukan terhormat, dan dicintai umat. Namun, Umar bin Abdul Aziz tak patah semangat, ia memiliki jiwa yang tangguh sebagaimana kakeknya Umar bin Khattab.
Ayah Umar bin Abdul Aziz adalah seorang gubernur di Mesir. Suatu ketika ia mengirim surat ke ibu kota yang berisikan mengajak anak dan istrinya untuk menyertainya di Negeri Mesir. Sang ibu pun berkonsultasi dengan Abdullah bin Umar, kemudian Ibnu Umar menasihatinya, “Keponakanku, dia adalah suamimu, pergilah kepadanya.” Manakala Ummu Ashim hendak berangkat, Ibnu Umar mengatakan, “Tinggalkanlah anakmu ini –Umar bin Abdul Aziz- bersama kami, dia satu-satunya anakmu yang mirip dengan keluarga besar Al-Khattab.” Ummu Ashim tidak membantah, dan dia meninggalkan anaknya bersama pamannya tersebut.
Ketika sampai di Mesir, sang ayah pun menanyakan perihal Umar bin Abdul Aziz. Ummu Ashim mengabarkan apa yang terjadi, berbahagialah Abdul Aziz mendengar kabar tersebut. Ia mengirim surat kepada saudaranya, Abdul Malik di Madinah agar mencukupi kebutuhan anaknya di Madinah. Abdul Malik menetapkan seribu dinar setiap bulannya untuk biaya hidup Umar bin Abdul Aziz. Setelah beberapa saat, Umar bin Abdul Aziz pun menyusul ayahnya ke Mesir.
Demikianlah lingkungan keluarga Umar bin Abdul Aziz, tumbuh di bawah asuhan pamannya yang saleh dan lingkungan Kota Madinah yang dipenuhi cahaya dengan banyaknya sahabat-sahabat nabi. Di masa mendatang sangat terlihat pengaruh lingkungan tumbuh kembangnya ini dalam kehidupannya.

Kecintaan Umar bin Abdul Aziz Terhadap Ilmu Sejak Dini dan Hafalannya Terhadap Alquran Al-Karim

Umar bin Adbdul Aziz telah menghapal Alquran pada usia anak-anaknya, ia sangat mencintai ilmu agama. Terbukti dengan kebiasaannya berkumpul dengan para sahabat nabi dan menimba ilmu di majlis mereka.
Ia sering menadaburi ayat-ayat Alquran sampai menangis tersedu-sedu. Ibnu Abi Dzi’ib mengisahkan, “Orang yang menyaksikan Umar bin Abdul Aziz yang saat itu masih menjabat Gubernur Madinah, menyampaikan kepadaku bahwa di depan Umar ada seorang laki-laki membaca ayat,
وَإِذَآ أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُّقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا
Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan.” (QS. Al-Furqon: 13).
Maka Umar pun menangis sampai ia tidak bisa menguasai dirinya, pecahlah isak tangisnya, lalu ia pun pulang ke rumahnya untuk menyembunyikan hal itu.
Makna ayat ini adalah, ketika orang-orang yang mendustakan Hari Kiamat itu dicampakkan di tempat yang sempit di neraka, tangan-tangan mereka di belenggu ke leher mereka ‘mereka di sana mengharapkan kebinasaan’ Harapan binasa di sini sebagai ungkapan sebagai ungkapan penyesalan mendalam dari orang-orang itu, karena sewaktu di dunia mereka menjauhi ketaatand dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Abu Maudud mengabarkan, “Sampai berita kepadaku bahwa pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz membaca,
وَمَاتَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَاتَتْلُوا مِنْهُ مِنْ قُرْءَانٍ وَلاَتَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلاَّ كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu.” (QS. Yunus: 61).
Umar bin Abdul Aziz pun menangis, sampai orang-orang di rumahnya pun mendengar suara tangisnya. Ketika anaknya Abdul Malik menghampirinya dan bertanya, “Wahai ayahanda apa yang terjadi?” Umar menjawab, “Anakku, ayahmu ini tidak mengenal dunia dan dunia pun tidak mengenalnya. Demi Allah wahai anakku, sungguh aku khawatir binasa. Demi Allah wahai anakku, aku takut menjadi penghuni neraka.”
Ayat di atas menerangkan bahwasanya Allah mengetahui segala sesuatu yang kita perbuat. Dan Umar bin Abdul Aziz dengan kesalehannya dan jasanya yang banyak terhadap umat Islam khawatir kalau ia menjadi penghuni neraka karena banyak berbuat salah. Lalu bagaimana dengan kita?
Abdul A’la bin Abu Abdullah Al-Anzi mengatakan, “Aku melihat Umar bin Abdul Aziz keluar di hari Jumat dengna pakaian yang sudah usang. Pada hari itu ia naik mimbar Jumat dan berkhutbah dengan membaca surat At-Takwir
“Apabila matahari digulung.” Ia mengatakan, “Ada apa dengan amtahari?” kemudian ayat kedua, “Dan apabila bintang-bintang berguguran.” Sampai pada ayat “Dan apabila neraka Jahim dinyalakan dan apabila surge didekatkan.” Beliau menangis, dan ketulusan tangisan tersebut menyentuh kalbu jamaah yang hadir pada saat itu, akhirnya mereka terenyuh dan ikut menangis.
Bersambung insyaAllah…
Artikel www.KisahMuslim.com

Kisah Teladan Khalifah Umar bin Abdul Aziz Khalifah ke 5 bani Umayyah


Lembaran hidup khalifah yang ahli ibadah, zuhud, dan khalifah rasyidin yang kelima ini lebih harum dari aroma misk dan lebih asri dari taman bunga yang indah. Kisah hidup yang mengagumkan laksana taman yang harum semerbak, di manapun Anda singgah di dalamnya yang ada hanyalah suasana yang sejuk di hati, bunga-bunga yang elok dipandang mata dan buah-buahan yang lezat rasanya.


Meski kami tak sanggup memaparkan seluruh perjalanan hidup beliau yang tercatat dalam sejarah, namun tidak menghalangi kami untuk memetik setangkai bunga di dalam tamannya, atau mengambil sebagian cahayanya sebagai lentera. Karena “ma laa yudraku kullahu laa yutraku ba’dhuhu”, apa yang tidak bisa diambil seluruhnya janganlah ditinggalkan sebagian yang dapat diambil.
Kisah mengesankan yang pertama diriwayatkan oleh Salamah bin Dinar, seorang alim di Madinah, qadhi, dan syaikh penduduk Madinah. Beliau menuturkan kisahnya:
“Suatu ketika, aku menemui khalifah muslimin Umar bin Abdul Aziz tatkala beliau berada di Khunashirah, tempat pemerahan susu. Sudah lama saya tidak berjumpa dengan beliau. Saya mendapatkan beliau berada di depan pintu. Pertama kali memandang, saya sudah tidak mengenali beliau lagi lantaran banyaknya perubahan fisik pada diri beliau dibandingkan dengan tatkala bertemu dengan saya di Madinah. Saat di mana beliau menjadi gubernur di sana. Beliau menyambut kedatanganku dan berkata:
Umar: “Mendekatlah kepadaku wahai Abu Hazim!”
Aku: (Akupun mendekat), Bukankah Anda amirul mukminin Umar bin Abdul Aziz?”
Umar: “Benar!”
Aku: “Apa yang menyebabkan Anda berubah?! Bukankah wajah Anda dahulu tampan? Kulit Anda halus? Hidup serba kecukupan?”
Umar: “Begitulah, aku memang telah berubah.”
Aku: “Lantas apa yang menyebabkan Anda berubah, padahal Anda telah menguasai emas dan perak dan Anda telah diangkat menjadi amirul mukminin?”
Umar: “Memangnya apa yang berubah pada diriku wahai Abu Hazim?”
Aku: “Tubuh begitu kurus dan kering, kulit Anda yang menjadi kasar dan wajahmu yang menjadi pucat, bening kedua matamu yang telah redup..”
Tiba-tiba saja beliau menangis dan berkata,
Umar: “Bagaimana halnya jika engkau melihatku setelah tiga hari aku di dalam kubur, mungkin kedua mataku telah melorot di pipiku.. perutku telah terburai isinya… ulat-ulat tanah menggerogoti sekujur badanku dengan lahapnya. Sungguh jika engkau melihatku ketika itu wahai Abu Hazim, tentulah lebih tak mengenaliku lagi dari hari ini. Ingatkah Anda tentang suatu hadis yang pernah Anda bacakan kepadaku sewaktu di Madinah wahai Abu Hazim?”
Aku: “Saya telah menyampaikan banyak hadis wahai amirul mukminin, lantas hadis manakah yang Anda maksud?”
Umar: “Yakni hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.”
Aku: “Benar, aku masih mengingatnya wahai amirul mukminin.”
Umar: “Ulangilah hadis itu untukku, karena saya ingin mendengarnya dari Anda!”
Aku: “Saya telah mendengar Abu Hurairah berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya di hadapan kalian terhampar rintangan yang terjal, sangat berbahaya, tidak ada yang mampu melewatinya dengan selamat melainkan orang yang kuat.”
Lalu menangislah Umar dengan tangisan yang mengharukan, saya khawatir jika tangisan tersebut memecahkan hatinya. Kemudian beliau air matanya dan menoleh kepadaku seraya berkata, “Apakah Anda sudi menegurku wahai Abu Hazim bila aku berleha-leha dalam mendaki rintangan yang terjal tersebut sehingga aku berhasil menempuhnya? Karena aku khawatir jika aku tidak berhasil.
Kisah kedua dalam kehidupan Umar, ath-Thabari telah mengisahkan kepada kita dari Thufail bin Mirdaas, beliau bercerita:
“Tatkala amirul mukminin Umar bin Abdul Aziz diangkat sebagai khalifah beliau menulis surat untuk Sulaiman bin Abi as-Sari, gubernur beliau di Shugdi yang isinya, ‘Buatlah pondok-pondok di negerimu untuk menjamu kaum muslimin. Jika salah seorang di antara mereka lewat, maka jamulah ia sehari semalam, perbaguslah keadaannya dan rawatlah kendaraannya. Jika dia mengeluhkan kesusahan, maka perintahkan pegawaimu untuk menjamunya selama dua hari dan bantulah ia keluar dari kesusahannya. Jika ia tersesat jalan, tidak ada penolok baginya dan tidak ada kendaraan yang bisa dia tunggani, maka berikanlah kepadanya sesuatu yang menjadi kebutuhannya hingga ia bisa pulang ke tempat asalnya.”
Gubernur Sulaiman segera melaksanakan titah amirul mukminin. Dia membangun pondok-pondok sebagaimana yang diperintahkan amirul mukminin untuk disediakan bagi kaum muslimin. Lalu berita tersebut tersebar di segala penjuru. Orang-orang dari belahan bumi Islam di Barat dan di Timur ramai membicarakannya dan menyebut-nyebut keadilan dan ketakwaan khalifah.
Hingga sampai pula berita itu kepada penduduk Samarkand. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Mereka mendatangi gubernur Sulaiman bin as-Sari dan berkata, “Sesungguhnya pendahulu Anda yang bernama Qutaibah bin Muslim al-Bahili telah merampas negeri kami tanpa mendakwahi kami terlebih dahulu. Dia tidak sebagaimana yang kalian lakukan –wahai kaum muslimin- yakni menawarkan pilihan sebelum memerangi. Yang kami tahu, kalian menyeru musuh-musuh agar mau masuk Islam terlebih dahulu. Jika mereka menolak, kalian menyuruh mereka untuk membayar jizyah, jika mereka menolaknya barulah kalian memberikan ultimatum perang.
Sekarang, kami melihat keadilan khalifah Anda dan ketakwaannya. Sehingga kami berhasrat untuk mengadukan perlakuan pasukan kalian kepada kami. Dan kami meminta tolong kepada kalian atas apa yang telah dilakukan salah seorang panglima perang kalian terhadap kami. Maka izinkanlah wahai amir agar salah satu dari kami melaporkan hal itu kepada khalifah Anda dan untuk mengadukan kezhaliman yang telah kami rasakan. Jika kami memang memiliki hak untuk itu, maka berikanlah untuk kami, namun jika tidak, kami akan pulang kembali ke asal kami.”
Gubernur Sulaiman mengizinkan salah seorang dari mereka menjadi duta untuk menemui khalifah di negeri Damaskus. Ketika utusan tersebut sampai di rumah khalifah dan mengadukan persoalan mereka kepada khalifah muslimin Umar bin Abdul Aziz, maka khalifah menulis surat untuk gubernurnya Sulaiman bin as-Sari yang antara lain berisi:
Amma ba’du.. jika surat saya ini telah sampai kepada Anda, maka tunjuklah seorang qadhi (hakim) untuk penduduk Samarkand yang akan mempelajari aduan mereka. Jika qadhi itu telah memutuskan bahwa kebenaran di pihak mereka, maka perintahkan kepada seluruh pasukan kaum muslimin untuk meninggalkan kota mereka. Ajaklah kaum muslimin yang telah tinggal bersama mereka untuk segera kembali ke negeri mereka. Lalu pulihkan situasi seperti semula sebagaimana tatkala kita belum memasukinya. Yakni sebelum Qutaibah bin Muslim al-Bahili masih ke negeri mereka.”
Sampailah utusan itu kepada Sulaiman lalu dia serahkan surat dari amirul mukminin kepada beliau. Gubernur segera menunjuk seorang qadhi yang terkemuka bernama “Jumai’ bin Hadhir An-Naaji.” Beliau segera mempelajari aduan mereka, beliau meminta agar mereka menceritakan hal ihwal mereka. Juga mendengar kesaksian dari beberapa saksi dari pasukan muslim dan pemuka penduduk Samarkand, maka sang qadhi membenarkan tuduhan penduduk Samarkand dan pengadilan memenangkan pihak mereka.
Sejurus kemudian, gubernur memerintahkan kepada seluruh pasukan kaum muslimin untuk meninggalkan kota Samarkand dan kembali ke markas-markas mereka. Namun tetap bersiap siaga berjihad pada kesempatan yang lain. Mungkin akan kembali memasuki negeri mereka dengan damai, atau akan mengalahkan mereka dengan peperangan, atau bisa jadi pula bukan takdirnya untuk menaklukkan mereka.
Tatkala para pembesar Samarkand mendengar keputusan sang qadhi yang memenangkan urusan mereka, masing-masing saling berbisik satu sama lain: “Celaka, kalian telah hidup berdampingan dengan kaum muslimin dan tinggal bersama mereka sebagaimana yang kalian lihat, mintalah agar mereka tetap tinggal bersama kita, bergaullah kepada mereka dengan baik, dan berbahagialah kalian tinggal bersama mereka…”
Tinggallah peristiwa ketiga yang dialami oleh Umar bin Abdul Aziz. Kisah ini dituturkan oleh Ibnu Abdil Hakam kepada kita di dalam kitabnya yang berharga “Siirah Umar bin Abdul Aziz” (perjalanan hidup Umar bin Abdul Aziz). Beliau berkata:
“Menjelang wafatnya Umar, masuklah Maslamah bin Abdul Malik dan berkata, ‘Wahai amirul mukminin sesungguhnya Anda melarang anak-anak Anda mendapatkan harta yang ada ini. Maka alangkah baiknya jika Anda mewasiatkan kepadaku atau orang yang Anda percaya di antara keluarga Anda untuk anak-anak Anda.” Ketika dia telah selesai berbicara, Umar berkata, “Tolong dudukkanlah saya!” Maka mereka pun mendudukkan beliau, lalu beliau berkata: “Sungguh aku mendengar apa yang Anda katakan wahai Maslamah, adapun perkataanmu bahwa saya menghalangi anak-anak untuk mendapat bagian harta, maka sebenarnya demi Allah aku tidak menghalangi sesuatu yang memang menjadi hak mereka. Namun saya tidak berani memberikan harta yang memang bukan hak mereka. Adapun yang kau katakan, “Alangkah baiknya jika Anda mewasiatkan kepadaku atau orang yang Anda percaya di antara keluarga Anda untuk (menanggung) anak-anak Anda,” maka sesungguhnya wasiatku untuk anak-anakku hanyalah Allah yang telah menurunkan al-Kitab dengan benar, Dia-lah yang melindungi orang-orang shalih. Ketahuilah wahai Maslamah! Bahwa anak-anakku hanyalah satu di antara dua kemungkinan, apakah dia seorang yang shalih dan bertkwa sehingga Allah akan mencukupi mereka dengan karunia-Nya dan Dia menjadikan jalan keluar bagi kesulitan mereka. Ataukah dia anak durhaka yang berkubang dengan maksiat, sedangkan sekali-kali saya tidak mau menjadi orang yang membantu mereka dengan harta untuk bermaksiat kepada Allah.” Setelah itu beliau berkata, “Panggillah anak-anakku kemari!”
Maka dipanggillah anak-anak amirul mukminin yang berjumlah belasan anak. Begitu melihat mereka, meneteslah air mata beliau seraya berkata, “Aku tinggalkan mereka dalam keadaan miskin tak memiliki apa-apa.” Beliau menangis tanpa bersuara kemudian menoleh ke arah mereka dan berkata, “Wahai anak-anakku, aku telah meninggalkan kepada kalian kebaikan yang banyak. Sesungguhnya ketika kalian melewati seorang muslim atau ahli dzimmah mereka melihat bahwa kalian memiliki hak atas mereka. Wahai anak-anakku, sesungguhnya di hadapan kalian terpampang dua pilihan. Apakah kalian hidup berkecukupan namun ayahmu masuk neraka, ataukah kalian dalam keadaan fakir namun ayahmu masuk surga. Saya percaya bahwa kalian lebih memilih jika ayah kalian selamat dari neraka daripada kalian hidup kaya raya.”
Beliau memperhatikan mereka dengan pandangan kasih sayang seraya berkata, “Berdirilah kalian, semoga Allah menjaga kalian, berdirilah kalian, semoga Allah melimpahkan rezeki kepada kalian..” lalu Maslamah menoleh kepada beliau dan berkata,
Maslamah: “Saya memiliki sesuatu yang lebih baik dari itu wahai amirul mukminin!”
Umar: “Apakah itu wahai Maslamah?”
Maslamah: “Saya memiliki 300.000 dinar… saya ingin menghadiahkan kepada Anda lalu bagilah utnuk mereka, atau sedekahkanlah jika Anda menghendaki.”
Umar: “Apakah engkau ingin yang lebih baik lagi dari usulmu itu wahai Maslamah?”
Maslamah: “Apakah itu wahai Amirul mukminin?”
Umar: “Engkau kembalikan dari siapa barang tersebut diambil, karena kamu tidak memiliki hak atas barang tersebut.”
Maka meneteslah air mata Maslamah seraya berkata,
Maslamah: “Semoga Allah merahmati Anda wahai Amirul Mukminin tatkala hidup ataupun sesudah meninggal… sungguh Anda melunakkan hati yang keras di antara kami, mengingatkan yang lupa di antara kami, Anda akan senantiasa menjadi peringatan bagi kami.”
Sejak peristiwa itu, orang-orang mengikuti berita tentang anak-anak Umar sepeninggal beliau. Maka mereka melihat tak seorang pun di antara mereka yang hidup miskin dan meminta-minta. Sungguh benar firman Allah Ta’ala:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisaa: 9)
Sumber: Mereka adalah Para Tabi’in, Dr. Abdurrahman Ra’at Basya, At-Tibyan, Cetakan VIII, 2009

Kamis, 29 November 2012

Kabar bagi pengguna Internet di Indonesia Google StreetView Segera Hadir di Indonesia |


Google StreetView Segera Hadir di Indonesia

E-mail Cetak PDF
Jakarta - (Berita SuaraMedia) -  Hari ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia mengumumkan kerjasamanya dengan Google untuk program Google Maps. Seperti dikutip dari TechInAsia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia sudah meresmikan kerjasama dengan Google untuk layanan Street View untuk Google Maps, meski belum ada pernyataan resmi jalur mana saja yang bakal dilalui mobil tersebut.
"Kami percaya bahwa teknologi perpetaan tersebut bakal membawa banyak manfaat; turis bisa mengecek hotel dan membuat rencana perjalanan yang tepat dan pas," ujar Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Sementara Andrew McGlinchey, Product Manager of Google, mengatakan bahwa tampilan gambar Google Streetview bakal hadir dalam waktu beberapa bulan ke depan.
McGlinchey juga mengatakan bahwa Google nantinya juga akan meminta bantuan dari masyarakat Indonesia tentunya.
Pengumuman tersebut dilakukan di acara Indonesian Creative Products Week yang berlangsung di Jakarta, 21-25 November 2012


Artikel segi tiga bermuda


Segitiga Bermuda yang teretak di wilayah lautan Samudera Atlantik seluas 15 juta mil persegi yang membentuk garis segitiga antara wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik sebelah utara, Puerto Rico US sebagai titik sebelah selatan dan Miami negara bagian Florida Amerika di sebelah barat.

www.belantaraindonesia.org

Kita pasti sudah sering mendengar keanehan - keanehan yang terjadi di Segitiga Bermuda, kapal laut maupun udara yang hilang secara misterius. Ada yang mengatakan, Segitiga Bermuda rumahnya Alien dan UFO, pusat magnet terbesar di jagat raya atau juga di anggap pusat Bumi atau Black Hole yang mampu menyedot apapun yang melintasinya. Kemudian apa pendapat Islam tentang Segitiga Bermuda?

Ada hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda “Apabila salah seorang berada ditempat yang terbuka atau ditengah Matahari sedang bersinar, lalu bayangan yang meneduhinya bergerak sehingga sebagian dari dirinya terletak ditempat panas dan sebagian lagi di tempat sejuk, maka hendaklah dia berdiri atau meninggalkan tempat itu

Dikatakan larangan ini karena tempat seperti itu adalah tempat yang paling digemari oleh Syaitan. Jadi apa kaitannya dengan Segitiga Bermuda?

Alasannya karena Segitiga Bermuda terletak di perairan Atlantik di pertengahan antara benua Amerika bagian utara dan Afrika. Secara mudah lokasi ini adalah kawasan pertembungan dua arus panas dari Afrika dan sejuk dari Amerika Utara.

Dengan hadist ini maka terjawablah misteri di Segitiga Bermuda. Perkara - perkara aneh yang terjadi itu tentu antara lain disebabkan pertemuan antara panas dan sejuk dan istana Syaitan yang mungkin tersembunyi disitu.

www.belantaraindonesia.org

Ada sebuah buku yang berjudul “Dajjal akan muncul dari kerajaan jin di Segitiga Bermuda” Karya Sheikh Muhammad Isa Dawuud dari Mesir, bahwa kawasan Bermuda adalah kawasan Jin dimana dari situlah akan muncul Dajjal. Jika benar dakwaan buku itu, tidak aneh lagi apa yang di Sabdakan oleh Nabi SAW itu nyata adanya dan bahkan mendahului zaman sekaligus Nabi SAW membuktikan bahwa Islam memiliki semua jawaban untuk semua pertanyaan.

Menurut Syaikh Imam M. Ma’rifatullah Al-arsy, Segitiga Bermuda merupan tempat titik terujung di dunia ini. Ditengah kawasan itu terdapat sebuah telaga yang airnya dapat membuat siapa saja yang meminumnya menjadi panjang umur, ditempat itu pula Nabiyullah Khidzir A.S bertahta sebagai penjaga sumber air kehidupan tersebut. Syaikh imam M. M berkata kalau penyelamat akhir Zaman Imam Mahdi akan keluar dari Ghaibnya melalui tempat tersebut dengan menggunakan jubah suci berwarna kebiruan.

Lalu apa penyebab hilangnya berbagai macam kapal ditempat itu? Menurut Syaikh Imam M lagi, para iblis dan Syaitan tersebut yang tak bisa mendekati pusat kawasan agung itu, maka mereka pun berjaga disekelilingnya dan bertujuan untuk menghalangi setiap manusia yang mencoba untuk memasuki kawasan agung itu ( Segitiga Bermuda ). Karena sesungguhnya barang siapa yang bisa sampai ketempat titik tengah kawasan Segitiga Bermuda, maka dia akan mengetahui kebenaran alam yang sesungguhnya.

Banyak orang - orang jaman dahulu yang telah mencoba kepusat Segitiga Bermuda dan kebanyakan dari mereka enggan untuk kembali pulang ke dunianya. Menurut sebuah artikel kuno, Raja Iskandar Agung pernah mencoba masuk ke kawasan agung itu.

Dan sekembalinya mereka mengatakan bahwa tempat itu berpasirkan permata dan berbatukan berlian. Tempat yang dipenuhi dengan kabut putih tebal itu sangat indah untuk dipandang tapi sangat berbahaya untuk di datangi.

Perintah Allah untuk membuat Bahtera kepada Nabi Nuh.as

Bahtera Nabi Nuh ‘Alaihissalam Kapal Penyelamat Umat yang Taat

Kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam terus-menerus menentang apa yang beliau dakwahkan. Kadar kekufuran, kejahatan, dan pembangkangan mereka –baik dengan perkataan maupun perbuatan—sudah mencapai puncaknya. Para orang tua, apabila melihat anaknya sudah beranjak dewasa, selekas mungkin berwasiat agar jangan beriman kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam serta hendaklah terus memerangi dan menyelisihi beliau.

Maka lengkap sudah kejahatan dan kesalahan yang terkumpul pada kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam. Mereka telah kufur dan berbuat kejahatan secara merata. Kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam benar-benar durhaka sampai mengingkari kerasulan Nabi Nuh ‘alaihissalam di akhirat. Nabi Nuh ‘alaihissalam menyimpulkan bahwa pada diri mereka sudah tidak ada harapan kebaikan sama sekali. Maka Nabi Nuh ‘alaihissalam berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan pelajaran setimpal kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman,
فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ
Maka dia (Nabi Nuh) berdoa kepada Robb-nya: ‘Sesungguhnya diriku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).’” (QS. Al-Qomar: 10)
وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لاَتَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
(Nabi Nuh) berkata: “Wahai Robb-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS. Nuh: 26)

Perintah Membuat Bahtera

Pada akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa Nabi Nuh ‘alaihissalam. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan keapda Nabi Nuh ‘alaihissalam bahwasanya akan menimpakan banjir besar pada kaumnya. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam untuk membuat sebuah bahtera yang amat besar. Bahtera itu akan memuat Nabi Nuh ‘alaihissalam, orang-orang yang beriman, serta beragam makhluk yang mempunyai ruh yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk tetap hidup sesudah banjir bandang menimpanya.
Pembuatan bahtera yang amat besar itu bukanlah hal yang sederhana. Allah Subhanahu wa Ta’ala membimbing dan mengawasi secara langsung akan pembuatannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan,
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَتُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan.” (QS. Hud: 37)

Bentuk Bahtera Nabi Nuh

Ahli sejarah berselisih pendapat tentang panjang dan lebarnya bahtera tersebut. Ada yang menyatakan panjangnya 80 dziro’ dan lebarnya 50 dziro’, ada yang menyatakan panjangnya 300 dziro’ dan lebarnya 50 dziro’. Kalau 1 dziro samadengan 0,5 meter, hitunglah berapa luasnya. Tetapi mereka bersepakat bahwa tingginya 30 dziro.
Perahu itu mempunyai 3 lantai, lantai dasar untuk binatang buas dan merayap, lantai kedua untuk manusia, dan lantai ketiga untuk unggas dan burung-burung. Bahtera itu mempunyai pintu yang terletak di tengah dan mempunyai daun pintu yang mengunci rapat dari atas. Di setiap ruas kayu, baik dari dalam maupun luar, dilumuri dengan tir yang berfungsi menahan air agar tidak bisa masuk.
Ketika Nabi Nuh ‘alaihissalam memulai membuat bahtera. Kaumnya bukannya makin sadar akan kekhilafan mereka, tetapi malah menjadi-jadi dalam mengejeknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan,
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأٌ مِّن قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
Dan mulailah Nabi Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nabi Nuh, ‘jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami pun nanti akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami.” (QS. Hud: 38)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menghibur Nabi Nuh ‘alaihissalam untuk jangan bersedih hati atas apa yang mereka lakukan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kabar kepadanya bahwa sekali-kali tidak akan bertambah orang yang beriman dari kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan,
وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَنْ قَدْ ءَامَنَ فَلاَتَبْتَئِسْ بِمَاكَانُوا يَفْعَلُونَ
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud: 36)

Ketika Banjir Besar Datang

Setelah pembuatan bahtera selesai, datanglah apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam dan kaumnya. Tiba-tiba Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan langit untuk mengguyur bumi dengan air yang deras, disusul bumi agar memancarkan air dari segala penjuru dengan cepat, tungku-tungku tempat perapian pun berubah menjadi mata air yang tak henti-hentinya. Bertemulah sumber air yang melimpah baik dari atas maupun dari bawah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Nuh ‘alaihissalam agar segera nabik bahtera beserta orang-orang yang beriman dan keluarganya, dan tidak memberi masa tenggang waktu, barangkali orang-orang yang sebelumnya jelas-jelas tidak beriman mau diajak. Berbagai macam binatang dengan pasangannya berbondong-bondong mengikutinya. Setelah seluruh muatan sudah naik, maka Nabi Nuh ‘alaihissalam berkata kepada seisi makhluk yang ada di bahtera tersebut,
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَاوَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan (Nabi Nuh) berkata, ‘Naiklah kalian ke dalam bahtera dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Robb-ku benar-benar Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Hud: 41)
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan mereka berdoa,
فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ {28} وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ {29}
Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami dari kaum yang zholim.“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tempatkanlah kami pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.” (QS. Al-Mu’minun: 28-29)
Saat itu seisi bumi dipenuhi dengan air, baik gunungnya, bukitnya, padang pasirnya, bagian datarnya dan jurangnya. Kebanyakan para ahli tafsir mengatakan bahwa ketinggian air kala itu di atas permukaan gunung yang paling tinggi 15 dziro.
Bumi saat itu betul-betul tidak bertepi. Semuanya dipenuhi dengan air. Bahtera itu melewati ombak yang tingginya bagaikan gunung-gunung. Semua kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam yang membangkang dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga tak tersisa seorang pun. Mereka tenggelam bersama kepongahan terhadap syariat nabi mereka. Mereka tenggelam bersama kesombongan kepada ajaran nabi mereka. Itulah balasan bagi orang-orang yang menentang agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan orang yang zholim akan mengalami hal yang semisalnya.
مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ وَمَاهِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zholim.” (QS. Hud: 83)
Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 11 Tahun ke-1 Jumadal Tsaniyah 1429/Juni 2008

Banjir besar Air bah di zaman Nabi Nuh.as

Bahtera Nabi Nuh ‘Alaihissalam Kapal Penyelamat Umat yang Taat

Kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam terus-menerus menentang apa yang beliau dakwahkan. Kadar kekufuran, kejahatan, dan pembangkangan mereka –baik dengan perkataan maupun perbuatan—sudah mencapai puncaknya. Para orang tua, apabila melihat anaknya sudah beranjak dewasa, selekas mungkin berwasiat agar jangan beriman kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam serta hendaklah terus memerangi dan menyelisihi beliau.

Maka lengkap sudah kejahatan dan kesalahan yang terkumpul pada kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam. Mereka telah kufur dan berbuat kejahatan secara merata. Kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam benar-benar durhaka sampai mengingkari kerasulan Nabi Nuh ‘alaihissalam di akhirat. Nabi Nuh ‘alaihissalam menyimpulkan bahwa pada diri mereka sudah tidak ada harapan kebaikan sama sekali. Maka Nabi Nuh ‘alaihissalam berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan pelajaran setimpal kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman,
فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ
Maka dia (Nabi Nuh) berdoa kepada Robb-nya: ‘Sesungguhnya diriku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).’” (QS. Al-Qomar: 10)
وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لاَتَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
(Nabi Nuh) berkata: “Wahai Robb-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS. Nuh: 26)

Perintah Membuat Bahtera

Pada akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa Nabi Nuh ‘alaihissalam. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan keapda Nabi Nuh ‘alaihissalam bahwasanya akan menimpakan banjir besar pada kaumnya. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam untuk membuat sebuah bahtera yang amat besar. Bahtera itu akan memuat Nabi Nuh ‘alaihissalam, orang-orang yang beriman, serta beragam makhluk yang mempunyai ruh yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk tetap hidup sesudah banjir bandang menimpanya.
Pembuatan bahtera yang amat besar itu bukanlah hal yang sederhana. Allah Subhanahu wa Ta’ala membimbing dan mengawasi secara langsung akan pembuatannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan,
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَتُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan.” (QS. Hud: 37)

Bentuk Bahtera Nabi Nuh

Ahli sejarah berselisih pendapat tentang panjang dan lebarnya bahtera tersebut. Ada yang menyatakan panjangnya 80 dziro’ dan lebarnya 50 dziro’, ada yang menyatakan panjangnya 300 dziro’ dan lebarnya 50 dziro’. Kalau 1 dziro samadengan 0,5 meter, hitunglah berapa luasnya. Tetapi mereka bersepakat bahwa tingginya 30 dziro.
Perahu itu mempunyai 3 lantai, lantai dasar untuk binatang buas dan merayap, lantai kedua untuk manusia, dan lantai ketiga untuk unggas dan burung-burung. Bahtera itu mempunyai pintu yang terletak di tengah dan mempunyai daun pintu yang mengunci rapat dari atas. Di setiap ruas kayu, baik dari dalam maupun luar, dilumuri dengan tir yang berfungsi menahan air agar tidak bisa masuk.
Ketika Nabi Nuh ‘alaihissalam memulai membuat bahtera. Kaumnya bukannya makin sadar akan kekhilafan mereka, tetapi malah menjadi-jadi dalam mengejeknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan,
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأٌ مِّن قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
Dan mulailah Nabi Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nabi Nuh, ‘jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami pun nanti akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami.” (QS. Hud: 38)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menghibur Nabi Nuh ‘alaihissalam untuk jangan bersedih hati atas apa yang mereka lakukan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kabar kepadanya bahwa sekali-kali tidak akan bertambah orang yang beriman dari kaumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan,
وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَنْ قَدْ ءَامَنَ فَلاَتَبْتَئِسْ بِمَاكَانُوا يَفْعَلُونَ
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud: 36)

Ketika Banjir Besar Datang

Setelah pembuatan bahtera selesai, datanglah apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam dan kaumnya. Tiba-tiba Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan langit untuk mengguyur bumi dengan air yang deras, disusul bumi agar memancarkan air dari segala penjuru dengan cepat, tungku-tungku tempat perapian pun berubah menjadi mata air yang tak henti-hentinya. Bertemulah sumber air yang melimpah baik dari atas maupun dari bawah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Nuh ‘alaihissalam agar segera nabik bahtera beserta orang-orang yang beriman dan keluarganya, dan tidak memberi masa tenggang waktu, barangkali orang-orang yang sebelumnya jelas-jelas tidak beriman mau diajak. Berbagai macam binatang dengan pasangannya berbondong-bondong mengikutinya. Setelah seluruh muatan sudah naik, maka Nabi Nuh ‘alaihissalam berkata kepada seisi makhluk yang ada di bahtera tersebut,
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَاوَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan (Nabi Nuh) berkata, ‘Naiklah kalian ke dalam bahtera dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Robb-ku benar-benar Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Hud: 41)
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan mereka berdoa,
فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ {28} وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ {29}
Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami dari kaum yang zholim.“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tempatkanlah kami pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.” (QS. Al-Mu’minun: 28-29)
Saat itu seisi bumi dipenuhi dengan air, baik gunungnya, bukitnya, padang pasirnya, bagian datarnya dan jurangnya. Kebanyakan para ahli tafsir mengatakan bahwa ketinggian air kala itu di atas permukaan gunung yang paling tinggi 15 dziro.
Bumi saat itu betul-betul tidak bertepi. Semuanya dipenuhi dengan air. Bahtera itu melewati ombak yang tingginya bagaikan gunung-gunung. Semua kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam yang membangkang dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga tak tersisa seorang pun. Mereka tenggelam bersama kepongahan terhadap syariat nabi mereka. Mereka tenggelam bersama kesombongan kepada ajaran nabi mereka. Itulah balasan bagi orang-orang yang menentang agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan orang yang zholim akan mengalami hal yang semisalnya.
مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ وَمَاهِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zholim.” (QS. Hud: 83)
Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 11 Tahun ke-1 Jumadal Tsaniyah 1429/Juni 2008

10 Tanda-tanda kiamat dan penjelasanya

 Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata: “Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”.

Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”. Kemudian beliau menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”.
H.R Muslim


Keterangan:
Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah:
  1. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.
  2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya.
  3. Dabbah-Binatang besar yang keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt.
  4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.
  5. Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahadi yang berdaulat pada masa itu dan beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.
  6. Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
  7. Gempa bumi di Timur.. Bisa jadi ini mengacu kepada gempa di China, Tsunami di Aceh.
  8. Gempa bumi di Barat. Bisa jadi ini akan terjadi di daerah Mexico, Argentina, Brazilia dan negara-negara Amerika Latin
  9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.. Kemungkinan kasus longsor di Mesir sebagai pembukanya.
  10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman.
Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahawa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merusakkan sistem alam cakrawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.

10 Tanda-Tanda Kiamat

Sepuluh Tanda Kiamat


Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Akan terjadi fitnah di saat orang yang duduk lebih baik (selamat) daripada orang yang berdiri. Dan orang yang berdiri, lebih baik (selamat) dari orang yang berjalan. Sedangkan orang yang berjalan, lebih selamat dari orang yang berlari. Dan siapa yang mengintainya akan disambar (ditangkap) olehnya, maka siapa yang mendapatkan tempat berlindung daripadanya, maka hendaklah berlindung di tempat itu.” (HR. Bukhari-Muslim).

Saat dunia tak ada lagi tempat bernaung. Saat tiap sudut sirna sudah sebagai tempat berlabuh. Dan tiap insan tak tahu harus kemana berteduh. Itulah hari akhir. Hari Allah, dan hari di mana Allah membalas semua perbuatan-perbuatan kita selama di dunia. Baik amal terpuji, maupun amal tercela. Baik orang miskin, pun orang kaya.

Tak ada lagi kesenjangan sosial di hari itu, sebab semua manusia disibukkan bukan oleh hartanya—namun oleh amalan-amalannya. Sejak saat itulah manusia dibalas sesuai apa yang ia perbuat, amalan-amalan dengan nilai pahala dan dosa yang kecil maupun besar.

Sebelum memasuki Kiamat Kubra, manusia dihadapkan oleh tanda-tanda kiamat. Tanda-tanda kiamat pun variatif. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda, yakni: Pertama, asap. Kedua, Dajjal. Tiga, binatang melata di bumi. Empat, terbitnya matahari sebelah barat. Lima, turunnya Nabi Isa AS. Enam, keluarnya Yakjuj dan Makjuj. Tujuh, gerhana di timur. Delapan, gerhana di barat. Sembilan, gerhana di jazirah Arab dan terakhir, keluarnya api dari Kota Yaman dan menghalau manusia ke tempat penggiringan mereka."
Pertama, Dajjal. Maksudnya ialah bahaya besar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam AS sampai hari kiamat. Dajjal dapat membuat apa saja perkara-perkara yang luar biasa. Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya tertulis perkataan 'kafir'.

Tanda kedua, asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selesma, sementara orang kafir keadaannya seperti orang mabuk. Asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka.

Tanda ketiga, yakni keluarnya binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ardh ini akan keluar di Kota Makkah dekat gunung Shafa. Ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ardh ini akan membawa tongkat Nabi Musa AS dan cincin Nabi Sulaiman AS. Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orangitu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'.
Tanda keempat, yaitu turunnya Nabi Isa AS di negeri Syam di menara putih. Beliau akan membunuh Dajjal. Kemudian Nabi Isa AS akan menjalankan syariat Nabi Muhammad SAW.

Yakjuj dan Makjuj juga akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satu lagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendungan yang dibangun oleh Iskandar Zulqarnain.

Sejalan dengan tanda-tanda tersebut, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits lain, "Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq."

Allah SWT berfirman, “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan Hari Kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Hari Kiamat sudah datang?” (QS. Muhammad: 18).

Allah telah memberikan kunci rahasia pada kita, bahwa kiamat akan datang tiba-tiba, tanpa kompromi, dan tiadalah yang mengetahui kapan kiamat itu terjadi, sekalipun Jibril yang senantiasa setia pada Allah. Oleh karenanya, karena kiamat itu tiba-tiba, maka Allah mempersilakan kita untuk memperbaiki amal ibadah. Wallahua’lam bishshawwab.

Kabar bagi pengguna Internet Gmail Segera Rilis Layanan Berbagi File

Gmail Segera Rilis Layanan Berbagi File

Jumat, 30 November 2012, 03:00 WIB
.
Gmail Segera Rilis Layanan Berbagi File
gmail
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Layanan email Google, Gmail, akan segera menyediakan fitur baru yang memungkinkan penggunanya berbagi (sharing) file, termasuk musik-musik koleksinya, kepada sesama pengguna.

Pengguna Gmail sekarang bisa mengirim file hingga dalam kapasitas 10GB menggunakan Google Drive, layanan penyimpanan cloud milik raksasa Internet, Google, tulis CNN dalam laporannya, Kamis.

Itu 400 kali lebih besar dari file yang bisa dibagi melalui email reguler, kata satu posting blog oleh tim Gmail Google.

Dan karena file-file tersebut disimpan di komputasi awan, semua penerima akan selalu mendapatkan versi terbaru dari file--dalam kasus bila dokumen selalu diperbarui dari waktu ke waktu, misalnya.

Drive dan sebelum itu, Google Docs, sudah memfasilitasi pengguna Google untuk berbagi file besar, tapi fitur baru ini lebih simpel karena pengguna bisa melakukannya tanpa harus meninggalkan Gmail.

Diluncurkan pada April lalu, Google Drive menawarkan kuota penyimpanan gratis 5GB, dengan tiap 25GB kelebihannya dikenakan biaya 2,49 dolar.

Layanan baru di Gmail itu merupakan bagian dari upaya Google menyinkronkan berbagai layanan, dari Gmail ke jejaring sosial Google+ dan juga sistem operasi mobile Android.

Kemampuan sinkronisasi dengan Gmail yang ditawarkan Google memiliki keunggulan built in dibanding penyimpanan awan berdiri sendiri seperti Dropbox.

Fitur file-sharing akan diluncurkan dalam beberapa hari kedepan, menurut Google. Pengguna harus memilih tool "Compose" Gmail untuk menggunakan fasilitas itu.

Google mengumumkan tahun ini telah memiliki 425 juta pengguna aktif.
 

Empat Catatan Penting Terkait Krisis Mesir yang belum berakhir

Empat Catatan Penting Terkait Krisis Mesir

Pengamat Hubungan Internasional Farid Wadjdi menyebutkan empat poin penting terkait krisis yang sedang melanda Mesir saat ini kepada mediaumat.com, Rabu (28/11). Pertama, krisis yang terjadi saat ini merupakan cerminan Islamophobia kelompok sekuler dan liberal yang didukung militer dan pendukung rezim lama Husni Mubarak di Mesir.
“Mereka khawatir Mursi akan menggunakan otoritas penuhnya lewat dekrit presiden dan dukungan parlemen yang didominasi kelompok Islam untuk menggolkan penerapan Syariah Islam sebagai hukum negara,” ungkap Farid.
Kedua, krisis ini merupakan dampak dari ketidakjelasan visi perubahan Mesir pasca Mubarak, sehingga tidak ada kesatuan visi rakyat mesir tentang perubahan. Perubahan tanpa kesatuan visi bagai cek kosong yang bisa digunakan oleh siapapun termaksud rezim yang sekedar berganti wajah.
Menurutnya, di sinilah letak penting visi perubahan umat ke depan yang jelas, bukan lagi semata penggantian rezim tapi penegakkan syariah Islam dan Khilafah.” Hal ini harus dilakukan sejak sekarang, karena krisis pasti akan berulang,” ajaknya.
Ketiga, krisis ini menujukkan pula kekuasaan yang diperoleh Mursi –lewat pemilu demokrasi— tidak penuh. Tidak penuh karena militer masih kuat dan tidak sepenuhnya mendukung Mursi.
Hal ini akan menyulitkan Mursi sekaligus menyandera Mursi untuk memperjuangkan idealisme Islam secara total karena akan berhadapan dengan militer yang masih pro sekuler dan dikontrol Amerika.
“Ke depan perubahan menuju penegakkan syariah Islam perlu didukung penuh oleh militer yang sadar karena dasar akidah,” sarannya.
Keempat, krisis ini juga membuktikan perubahan penting harus dibangun atas dasar kesadaran masyarakat secara penuh, bukan hanya milik partai atau kelompok. Sehingga kalaupun terjadi pergolakan bukan lagi antara ikhwanul Muslimin versus liberalis.” Tetapi antara umat (apapun kelompoknya) yang mendukung penuh perubahan kearah Islam versus pro liberalis,” pungkasnya.[] (mediaumat.com, 28/11/2012)


Empat Catatan Penting Terkait Krisis Mesir

Agresi Israel Hancurkan 60an Masjid Gaza Palestina


Menteri Urusan Agama di Gaza, Ismail Ridwan, mengatakan serangan delapan hari Israel telah meluluhlantahkan tiga buah masjid di Gaza.
Agresi Israel beberapa hari lalu itu juga menghancurkan 64 masjid lainnya
Ridwan mengatakan hal tersebut dalam konferensi persnya pada Rabu (28/11) waktu setempat.
”Serangan terhadap masjid merupakan kejahatan perang yang bertentangan dengan norma kemanusiaan dan internasional,” kecam Ridwan seperti dikutip infopalestina.
Dia mengatakan tindakan tersebut mengungkap wajah Israel sebenarnya. Serangan Israel ke masjid-masjid itu menyulut perang agama terhadap Islam dan kaum muslimin.
Ridwan menuntut OKI dan Lembaga HAM lainnya membentuk komite investigasi internasional. Dia juga menuntut pihak internasional memburu penjahat perang Israel.  (republika.co.id, 29/11)


Agresi Israel Hancurkan 60an Masjid Gaza

Israel pasti bisa dikalahakan

10 Alasan Israel Bisa Dikalahkan

Serangan Israel yang tidak pandang bulu terhadap Gaza sekali lagi mengangkat isu atas legitimasi Israel. Para penguasa Muslim memutuskan untuk tidak memutuskan diri dari masa lalu dan sekali lagi melakukan tindakan untuk sama sekali tidak melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel. Mereka adalah para penguasa yang secara sadar maupun tidak menjaga argumen Israel sebagai sebuah negara yang tak terkalahkan dan bahwa dunia Muslim harus menerima keberadaan Israel dan bernegosiasi dengan apa yang tersisa dari Palestina. Berikut adalah 10 contoh yang membantah argumen bahwa Israel adalah negara tak terkalahkan.
Kedalaman Strategis – Israel adalah negara buatan yang diciptakan oleh kekuasaan kolonial. Negara ini sangat kecil sehingga dalam setiap skenario perang wilayah Israel akan menderita kerugian dan kerusakan yang signifikan karena harus berjuang dari dalam wilayahnya sendiri. Sebuah pesawat tempur musuh bisa terbang di seluruh wilayah Israel (dengan luas 40 mil laut dari Sungai Yordan hingga ke Laut Mediterania) dalam waktu empat menit.

Kohesi internal – stabilitas domestik selalu menjadi masalah bagi Israel karena negara itu didirikan atas dasar rasisme. Realitas Israel sebagai negara sekuler adalah bahwa praktek rasisme dilakukan pada tingkat negara, bahkan pada orang-orang Yahudi sendiri. Korelasi erat antara etnis dan kelas sosial-ekonomi di Israel masih merupakan sumbu utama. Hal ini terlihat pada kelompok-kelompok etnis dan kelas sosial ekonomi antara Ashkenazi – Yahudi  Eropa – dan Oriental – Yahudi Timur Tengah. Pembentukan kelas etnis Israel membagi masyarakat Yahudi Israel dari dalam. Politik Apartheid ini kini telah mengakar ke dalam sistem hukum, peraturan dan praktek yang mengatur pengoperasian lembaga negara.
Jumlah penduduk yang kecil – Masalah terbesar Israel adalah populasi yang relatif kecil. Israel memiliki penduduk sejumlah 7,9 juta orang dan memiliki masalah dalam peningkatan demografi jika ingin bertahan hidup di wilayah tersebut. Kaena Israel sangat jauh kalah dari segi jumlah dengan bangsa-bangsa di sekitarnya, negara itu memiliki ketergantungan besar pada migrasi. Dalam dekade terakhir tidak ada negara lain di dunia yang telah memiliki sebagian besar imigran baru yang akan hengkang dari negara itu. Karena kekhawatiran akan keamanan, semakin banyak warga Israel yang ingin meninggalkan Israel dan sekarang berada dalam situasi di mana setiap tahun lebih banyak orang Yahudi yang meninggalkan Israel untuk pergi ke Eropa dan Amerika Serikat daripada beremigrasi ke Israel.
Masalah Buruh –  Pengaruh dari kecilnya populasi adalah kekurangan tenaga kerja. Israel hanya memiliki tenaga kerja sejumlah 3,3 juta orang. Pembangunan ekonomi dan pembangunan industri adalah  industri padat karya yang bergantung pada pengetahuan dan keterampilan. Dengan tenaga kerja yang kecil, Israel sangat bergantung pada pengetahuan dan keahlian orang asing.
Ekonomi - Ekonomi Israel bernilai $ 245 milyar, dan ini terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan penduduk Israel. Hal ini membawa dampak pada seberapa banyak pajak pemerintah terkumpul untuk mensubsidi orang-orang Yahudi di dunia untuk bermigrasi ke Israel agar jumlah penduduknya menjadi normal. Akibatnya, Israel telah fokus pada industri-industri kunci untuk kelangsungan hidupnya. Ini berarti banyak industri-industri seperti pertambangan dan manufaktur telah terabaikan. Untuk mengkompensasi hal ini Israel mengandalkan teknologi, militer dan transfer bantuan asing. Hal ini juga bergantung pada orang-orang Yahudi yang berpengaruh di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat untuk memanipulasi kebijakan luar negeri dari negara-negara yang mendukung Israel. Israel memiliki ketergantungan yang besar pada kemauan baik negara-negara lain. Jika negara itu tidak disukai, Israel terlalu kecil untuk menjadi sebuah negara mandiri.
Kemiskinan – Salah satu efek dari kebijakan ekonomi tersebut adalah kemiskinan di Israel. Dua puluh empat persen – yakni lebih dari 2 juta warga Israel – hidup di bawah garis kemiskinan. Anggaran kecil dari pemerintah Israel telah menyebabkan banyak orang yang memanfaatkan hubungan keluarga untuk mendapatkan kekayaan. Sebuah laporan tahun 2010 menyoroti 18 keluarga Israel yang menguasai 60% dari semua perusahaan Israel. Kekayaan mereka terkonsentrasi di empat industri terbesar Israel: perbankan dan asuransi, bahan kimia, teknologi tinggi, dan militer / keamanan tanah air.
Kurangnya sumber daya – Israel tidak akan pernah menjadi mandiri karena harus selalu mengimpor energi. Israel sangat bergantung pada impor eksternal untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energinya, menghabiskan jumlah yang signifikan dari anggaran dalam negeri bagi sektor transportasi yang mengandalkan bensin dan solar, sementara sebagian besar produksi listrik dihasilkan dengan menggunakan batubara impor. Sementara wilayah lain memiliki banyak minyak dan gas, Israel tidak memiliki apa-apa.
Ketergantungan pada ekspor – pasar asing sangat penting bagi Israel. Karena memiliki pasar domestik yang sangat kecil (karena populasi yang kecil) negara itu terpaksa mencari pasar luar negeri untuk menghasilkan kekayaan. Negara industri umumnya menfokuskan 10% dari ekonomi mereka terhadap perdagangan luar negeri (impor dan ekspor). Namun 30% dari ekonomi Israel bergantung pada ekspor yang sangat tinggi. Ekspor utama Israel 10 tahun lalu adalah jeruk Jaffa dan produk pertanian lainnya. Saat ini diperkirakan 80% dari ekspor produk Israel adalah komponen berteknologi tinggi dan elektronik. 40 % dari ekspor Israel berakhir di pantai AS meskipun AS dapat membuat barang-barang pertanian dan perangkat keras komputer yang sama. Sebuah ketergantungan pada pasar luar negeri membuat perekonomian tergantung pada asing sehingga terus mengkonsumsi dan mengikat nasib ekonominya kepada negara lain.
Pertanian – Geografi Israel tidak kondusif untuk pertanian secara alami. Lebih dari setengah luas daratannya adalah padang pasir, dimana iklim dan kurangnya sumber daya air tidak mendukung pertanian. Hanya 20% dari luas daratan Israel yan hidup subur secara alami. Sementara Israel kini mampu menghasilkan sebagian besar dari apa yang dibutuhkan, negara itu juga harus mengekspor apa yang diproduksinya untuk memperoleh devisa yang sangat dibutuhkan. Walaupun Israel memiliki Perusahaan sepatu Achilles-Heel, negara itu perlu untuk mengimpor gandum. Delapan puluh persen gandumnya adalah impor, suatu hal yang merupakan beban bagi pendapatan pajak pemerintah.
Air – Israel menderita kekurangan air yang kronis. Dalam beberapa tahun terakhir dikhawatirkan bahwa di Israel mungkin terasa sulit untuk cukup dapat memasok kebutuhan air dalam kota dan rumah tangga. Sumber air Israel diperkirakan akan habis dimana 95% habis dikonsumsi. Sumber-sumber baru air yang dianggap kecil tidak akan dapat sepenuhnya menggantikan sumber utama air ketika sudah habis. (RZ; Current Affairs, 25 November 25, 2012 )