Saga no Gabai Bachan karya Yoshichi Shimada |
Saga no Gabai Bachan diangkat dari kisah nyata ini mengambil setting kondisi Hiroshima pasca PD II. Perang memang mengakibatkan kesengsaraan dan kemiskinan bagi banyak orang termasuk seorang anak (Akihiro) yang harus kehilangan ayahnya yang terkena radiasi bom nuklir. Si ibu yang harus bekerja keras dari pagi hingga malam memutuskan untuk mengirim anaknya ke rumah neneknya.Jangan bicara sedih di malam hari.
Kisah sulit bila dibicarakan siang hari, tidak akan begitu sulit.
Memang, hidup Akihiro dan nenek di Saga susah. Untuk makan sehari-hari pun sulit. Tapi kehidupan di Saga tidak menyuramkan apalagi mimpi buruk seperti yang dibayangkan Akihiro. Akihiro justru kagum, belajar banyak, dan menikmati cara hidup serta pribadi neneknya yang tegar dan selalu ceria, “Kau ini bicara apa? Ada dua jalan buat orang miskin: miskin muram dan miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria. Selain itu, karena bukan baru-baru ini saja menjadi miskin, kita tidak perlu cemas. Tetaplah percaya diri.” Itu jawaban saat Akihiro bilang suatu saat ia ingin kaya.
Lanjutannya adalah filosofi hidup, “Pertama, jadi orang kaya itu susah. Selalu makan enak, selalu bepergian, hidupnya selalu sibuk. Dan karena selalu berpakaian bagus saat bepergian, bahkan di saat jatuh pun harus tetap memerhatikan cara jatuh mereka. Sedangkan orang miskin sejak awal kan selalu mengenakan pakaian kotor. Entah itu saat hujan, saat harus duduk di tanah, mau jatuh, ya bebas, tedrserah saja. Untung kita miskin!”
Di kampung yang serba terbatas inilah Akihiro mendapatkan pengalaman berharga bagaimana neneknya dengan ratusan akal cerdiknya menyiasati kemiskinan. Bisa kita bayangkan seorang nenek memasan jala di sungai untuk mendapatkan berbagai macam barang dan bahan makanan dan barang yang hanyut dari hulu mulai dari lobak, wortel, apel hingga sandal. Atau akal cerdiknya mengikatkan magnet dengan seutas tali ke punggungnya sehingga ia bisa bisa mengikat paku-paku atau serbuk besi yang kemudian ia jual ke toko daur ulang.
Bukan hanya dalam hal mendapatkan barang dan makanan mereka bersiasat. Dalam menghadapi berbagai kesulitan pun mereka masih bisa berkelit, melihat sisi baiknya atau minimal menertawakan kemiskinan mereka.Sulit memang tapi menarik dan mengasyikkan.
Judul : Saga No Gabai Bachan (Nenek Hebat dari Saga)
Penulis : Yosichi Shimada
Koord. Penerjemah : Mikihiro Moriyama
Penerjemah : Indah S. Pratidina
Penerbit : Kansha Books
Cetakan : I, April 2011
Tebal : 245 hlm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar