Rabu, 30 Januari 2013

Jerome Becomes A Genius; Mengungkap Kecerdasan Orang Yahudi

Buku Jerome Becomes A Genius
Buku berjudul Jerome Becomes A Genius yang diterbitkan oleh Ufuk Publishing House adalah sebuah buku karangan Eran Katz, Pemegang Guinness Book of World Record for Memory Stunts. Ini adalah buku yang berisi cara belajar orang Yahudi. Sebagaimana kita ketahui bahwa etnis minoritas Yahudilah yang justru mampu menguasai dunia.

Stereotip yang mengatakan bahwa orang Yahudi memiliki otak cerdas begitu lekat sampai sekarang. Baik yang berkonotasi negatif dengan mengasosiasikan mereka sebagai orang yang licik, penipu, dan menakutkan. Maupun yang berkonotasi positif, dalam arti mereka memiliki otak yang brilian.

Pada tahun 2000, populasi Yahudi di dunia hanya berjumlah 13 juta orang atau hanya 0,25% dari enam miliar penduduk dunia. Sebagai ilustrasi saja, dari sekitar 270 tokoh penerima hadiah Nobel yang diberikan sejak 1901, 102 orang adalah tokoh Yahudi. Apa pun itu, fakta kecil ini cukup mengejutkan. Bukan untuk memuji, apalagi mengagungkan, namun kenyataan ini menarik untuk diungkap. Bagaimana orang Yahudi bisa dikonotasikan sebagai bangsa yang cerdas.

Buku ini sejenis novel. Dalam bab awal, buku ini diawali oleh sebuah tanda tanya besar terkait stereotype yang melekat di bangsa Yahudi. Stereotype yang mengatakan bahwa bangsa Yahudi memang terlahirkan oleh Tuhan menjadi bangsa yang cerdas. Eran, penulis, benar-benar tertantang untuk membuktikan pernyataan itu, karena tidak sedikit juga bangsa Yahudi yang kemampuan berpikirnya di bawah rata-rata yang Ia temukan. Baginya setiap agama adalah sama, tidak perlu ada yang diunggulkan. Di agama Islam, Nasrani, Budha pun kita dapat melihat para tokoh yang amat cerdas juga.

Di sinilah kisah petualangan nyata di mulai. Eran, Itamar, dan Jerome berpetualang mencari rahasia kecerdasan orang Yahudi. Yang selanjutnya rahasia-rahasia tersebut diterapkan ke Jerome yang memiliki kecerdasaran ‘datar’ agar menjadi jenius. Dalam petualangan menguak kecerdasan kaum Yahudi inilah yang menjadikannya menarik, setiap perjalanan akan menemukan rahasia-rahasia belajar yang dapat membantuk kita dalam proses belajar.

Buku ini di susun dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan akan membuat kita tak mau berhenti dalam membaca. Kita akan menemukan trik-trik kecerdasan orang Yahudi, sembari juga akan di paparkan informasi detail kehidupan orang Yahudi, kebiasaan, dan sejarah. Tak hanya itu, dengan membaca buku ini kita akan mampu membayangkan kondisi negara dan masyarakat di negara-negara benua eropa dan Israel yang menjadi latar di buku ini.

Rahasia kecerdasan otak orang Yahudi dikupas dalam buku Jerome Becomes A Genius, Mengungkap Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi karya Eran Katz. Buku setebal 442 halaman yang diterbitkan Ufuk Publishing House membedah secara detail, mulai dari sejarah, kebiasaan-kebiasaan positif, dan mengembangkan menggunakan otak, sehingga membuat orang Yahudi menjadi cerdas.

Mereka pun memiliki prinsip dalam kondisi susah dan miskin, anak-anak mereka harus tetap belajar dan sekolah. Bahkan mereka memilih lebih baik tidak makan daripada tidak membaca buku dan sekolah. Jadi tak usah heran bila di pedesaan miskin (Ghetto) di Israel, setiap anak selalu memiliki, minimal sebuah buku bacaan.

Guru-guru yang mengajarkan pelajaran kepada anak-anak akan menerima imbalan yang luar biasa. Bahkan bila guru itu tak mau menerima bayaran, mereka akan mendapat penghormatan melebihi hormatnya seorang anak kepada orangtua. Bangsa Yahudi menyadari bahasa Ibrani bukan bahasa yang komunikatif dan tak seindah bahasa Arab, makanya mereka mengembangkan teknik khusus menguasai berbagai bahasa asing.

Karena itu, dalam satu bulan seorang Yahudi bisa menguasai sebuah bahasa asing secara sederhana. Hal itu membuat banyak orang Yahudi bisa cepat berbaur di berbagai belahan dunia, mulai dari Eropa, Amerika Serikat, sampai ke Amerika Latin dan sejumlah negara Arab.


Judul : Jerome Become A Genius,
Penulis : Eran Katz,
Penerbit : Ufuk Publishing House,
Tebal : 442 Halaman, Terbit : Oktober 2009


Selamat berburu !!!

Selasa, 29 Januari 2013

Download Novel Perahu Kertas

Novel Perahu Kertas yang kini diolah menjadi film.
Perahu Kertas, yang kini kembali populer setelah diadopsi ke dalam film layar lebar merupakan bacaan menarik untuk para remaja.

Novel Perahu Kertas ini, bergenre populer, khas gaya tutur anak muda perkotaan, terutama nampak dalam dialog-dialog di dalamnya. Begitu juga kisah seputar kuliah, buku dan pesta ada dalam cerita. Agak berbeda misalnya dengan “Filosofi Kopi” yang cenderung serius, naratif dan jarang melibatkan kelucuan serta kekoyolan. Entahlah, mungkin ini semacam terobosan untuk lebih dekat dengan pembaca.

Dalam novel Perahu Kertas gubahan Dewi Lestari ini, terdapat beberapa tema yang mencolok, seperti;

Cinta : Ya. Novel ini berkisah tentang cinta yang dipendam oleh Kugy dan Keenan. Keduanya teman satu kampus di Bandung. Bagai langit dan sumur. Begitu kata Dee untuk menggambarkan keduanya. Mereka saling mengangumi satu sama lain. Namun, keduanya sama-sama tak mampu untuk mengungkapkannya. Dan, keadaanpun rupanya tak memungkinkan.

Impian : Kugy, adalah cewek berantakan yang ngebet pingin jadi juru dongeng. Sementara Keenan sangait bercita-cita menjadi seorang seniman, seorang pelukis. Impian tak mulus. Kugy harus melewati hidup dengan realistis menjadi seorang copy writer, sementara Keenan malah harus berbalik arah cukup dratis, bekerja mengurusi perusahaan trading milik ayahnya. Namun, mereka selalu yakin dengan mimpinya. Tak ada yang lebih indah selain keduanya saling mendukung. Dan, begitulah Dee meramu ceritanya dengan apik di dalamnya. Seolah berkata “Jangan Takut Bermimpi”

Kejujuran : Inilah akhir cerita yang mengharu biru. Keduanya (Kugy dan Keenan) sempat berpisah sekian lama. Kugy, sudah punya kekasih bernama Remi, bos di kantornya. Sementara, Keenan juga sudah punya kekasih gadis Bali, Luhde namanya. Cerita begitu rumit. Namun, akhirnya Remi sadar bahwa hati Kugy hanya untuk Keenan, sementara Luhde juga sama, walau rasa cinta itu ada, hati Keenan hanya untuk Kugy. Ini kejujuran pertama. Kejujuran kedua, ketika Kugy dan Keenan jujur membuka hati, melepas ego masing-masing, jujur keduanya saling mencintai.




Sumber sinopsis : penakayu.blogspot.com

Senin, 28 Januari 2013

Download Ebook Natasha: Mengungkap Perdagangan Seks Dunia

Tentang Natasha : Mengungkapkan Perdagangan Seks Dunia


Natasha: Mengungkap Perdagangan Seks Dunia
Natasha: Mengungkap Perdagangan Seks Dunia
Buku berisi kisah yang memilukan tentang para pekerja seks yang diperbudak dan seolah menggambarkan abad yang telah lalu. Ekspos yang dilakukan Malarek terhadap kerakusan seksual yang disuburkan oleh laba dan korupsi amat menyakitkan dan menggigit. Natasha tak lain adalah laporan mengenai perbudakan pada zaman modern. Bukti meyakinkan semacam ini wajib ditanggapi tindakan dengan segera.

Buku karya Viktor Malarek, wartawan asal Ukraina, ini mengupas habis fenomena trafiking (perdagangan perempuan) di Eropa Timur: cara perekrutan, jalur penyelundupan, tempat penggojlokan, sampai tujuan akhir perempuan-perempuan yang menjadi korbannya.

Malarek tak segan-segan mengungkap tuntas berbagai pihak yang terlibat, mulai dari mafia Rusia sampai pasukan PBB, juga negara-negara Barat yang tak serius menanganinya dan malah menjadikan trafiking sebagai komoditas politik. NATASHA membongkar segala kebobrokan yang menyebabkan maraknya trafiking perempuan, suatu fenomena mengkhawatirkan yang tak hanya menjadi masalah di luar sana, tapi juga di negara kita.



Review Buku

RUSIA—Ribuan gadis muda yang putus asa terjerat iming-iming pekerjaan bergaji tinggi, tanpa menyadari mereka akan dijerumuskan ke dalam lembah hitam prostitusi ...

SERBIA—Tempat dikumpulkannya gadis-gadis dari seantero Eropa Timur untuk digojlok dan disiksa sebelum dijual sebagai budak seks ke berbagai negara ...

ISRAEL—Bisnis bordil terus-menerus meraup untung karena besarnya permintaan atas 'Natasha', perempuan Eropa Timur. Bukannya mengecam, kalangan ortodoks agama malah menjadi pelanggan utama ...

BOSNIA—Seusai perang saudara, kehadiran pasukan penjaga perdamaian PBB justru menumbuh-suburkan prostitusi. Parahnya lagi, sebagian anggota tentara dan polisi PBB turut terlibat perdagangan perempuan ...


Jumat, 25 Januari 2013

Buku Burung-burung Cakrawala Karya Mochtar Pabottingi

Burung burung Cakrawala
Sampul buku Burung burung Cakrawala
Apa kabar para tukan download ebook gratis, sudah lama sekali blog ini tidak diupdate. Kali ini kami hanya ingin berbagi informasi tentang sebuah buku yang tentunya wajib anda miliki. Buku berjudul Burung-burung Cakrawala yang ditulis oleh Mochtar Pabottingi.

Buku Burung-burung Cakrawala ini terbilang segar karena baru saja terbit pada tanggal 17 Januari lalu. Beberapa hari setelah terbit, buku ini kemudian banyak direkomendasikan sebaai bacaan segar oleh tokoh-tokoh yang populer.

Buku setebal 400 halaman ini mengisahkan Kisah sejati yang merupakan kesaksian kaya, hidup, dan orisinal tentang apa arti dan fungsi Tanah Air serta kemerdekaan bagi seorang anak desa. Seperti sejumlah anak serupa, dia kemudian bertumbuh menjadi manusia yang jiwa dan badannya terbangun mengikuti citra diri dan impian Para Pendiri Bangsa-deretan eksemplar burung–burung pelintas benua, penjelajah cakrawala.

Sebagai narasi diri, ini adalah rekaman tangan pertama si anak desa tentang bagaimana dia menjadi sembari sekaligus memotret masyarakat bangsanya dan masyarakat mancanegara lewat kota-kota di mana dia berkiprah selama tiga zaman. Di saat terbang lintas benua menjelajah lapis-lapis cakrawala, dia pun bercinta serta bersaksi cerdas tentang masa dan dunianya, tentang impian-impian pribadi dan ideal-ideal berbangsa yang terus dijunjungnya. “Indonesia tak pernah bisa dipisahkan dari ketercerahan cakrawala.”

“Ada irama yang indah dari penulisan buku ini, yang membuat saya tidak ingin berhenti membuka halaman demi halaman di dalamnya. Saya menemukan cerita jenaka orang kampung Indonesia. Juga terperangah akan kecerdasan buah-buah pikiran serta tingginya integritas penulisnya sebagai seorang intelektual.”
—Riri Riza, sutradara film

Selamat berburu !! ;)

Selasa, 22 Januari 2013

Tolak peringatan Hari Valentine


Tolak peringatan hari Valetine karena bukan berasal dari ajaran Islam.
Sungguh merupakan hal yang ironis (menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo. Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'. Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani (Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari. Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya (jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/ saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan (bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

Hari Valentine Day Bukan untuk Orang Islam


Peringatan Valentine day setiap tanggal 14 Februari di buat oleh paus Gelasius pada tahun 1960-an orang Nasrhani pun meninggalkan peringatan ini apalagi umat Islam haram untuk memperingatinya.

Valentine day adalah Bid’ahnya orang2 Nasrani. Karena Hari Valentine sama sekali tidak ada di dalam Injil, baik Injil Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Ensiklopedia Katolik sendiri tidak bisa memastikan siapa sesungguhnya sosok yang dikenal dunia selama berabad-abad sebagai Santo Valentinus. Berabad-abad kemudian, perayaan Valentine yang dibuat oleh Paus Gelasius, pada tahun 1960-an dihapus dari kalender tahunan Gereja dengan alasan bahwa perayaan tersebut sesungguhnya tidak memiliki dasar sejarah yang kuat dan sekadar berasal dari mitos. Namun oleh para pebisnis, momentum ini terus dihidup-hidupkan dengan berbagai cara dan hasilnya seperti yang ada sekarang ini: Hari Valentine tetap diyakini sebagai bagian dari tradisi Gerejawi, padahal anggapan ini tidak benar adanya.
Jika seseorang melakukan perbuatan Bid’ah (perkara baru atau yang dibuat2 dalam agama) dalam agama (Islam) maka dia telah tersesat.
Bagaimana halnya jika yang dilakukannya adalah Bid’ahnya orang2 kafir?
Sesat kuadrat-kah namanya??

Mereka tidak cukup dengan Sunnah, makanya mereka menciptakan Bid’ah. Lalu mereka masih tidak cukup dengan Bid’ah, maka mereka pun mengikuti amalan2 orang kafir atau agama lain. Dan kemudian mereka masih tidak cukup dengan mengikuti amalan2 orang kafir, maka mereka pun akhirnya mengikuti bid’ah2nya orang kafir. Dan selanjutnya, apa yang akan mereka ikuti?
Bahkan mereka menamai anak2 mereka dengan nama ‘Valentine’, padahal mereka beragama Islam, karena mereka sangat cinta dan wala (loyalitas) kepada orang2 kafir. Wal iyadzubillah…

Kumpulan Penjelasan Mengenai Perayaan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi tidak di contohkan oleh Rasul dan para sahabat pun tidak pernah melakukanya. Lalu siapa yang memulai acara peringatan maulid ini penjelasan lengkapnya ada di bawah.

Klick Link di bawah ini unuk melihat semua artikel :

 Kumpulan Penjelasan Mengenai Perayaan Maulid Nabi

Tidak ada Peringatan Maulid Nabi


Peringatan Maulid Nabi Tidak di contohkan oleh Rasulullah saw. Bacalah sejarah asal mula maulid.

Sejarah Munculnya Peringatan Maulud Nabi

Disebutkan para ahli sejarah bahwa kelompok yang pertama kali mengadakan maulid adalah kelompok Bathiniyah, mereka menamakan dirinya sebagai Bani Fatimiyah dan mengaku sebagai keturunan ahli bait (keturunan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam). Disebutkan bahwa kelompok Batiniyah memiliki 6 peringatan maulid, yaitu maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, maulid Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, maulid Fatimah, maulid Hasan, maulid Husain dan maulid penguasa mereka. Daulah Bathiniyah ini baru berkuasa pada awal abad ke-4 H. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam baru muncul di zaman belakangan, setelah berakhirnya massa tiga abad yang paling utama dalam umat ini (al quruun al mufadholah). Artinya peringatan maulid ini belum pernah ada di zaman Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan para sahabat, tabi’in dan para tabi’ tabi’in. Al Hafizh As Sakhawi mengatakan: “Peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam belum pernah dinukil dari seorang pun ulama generasi terdahulu yang termasuk dalam tiga generasi utama dalam Islam. Namun peringatan ini terjadi setelah masa itu.”
Pada hakikatnya, tujuan utama daulah ini mengadakan peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam adalah dalam rangka menyebarkan aqidah dan kesesatan mereka. Mereka mengambil simpati kaum muslimin dengan kedok cinta ahli bait Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. (Dhahiratul Ihtifal bil Maulid An Nabawi, Abdul Karim Al Hamdan)
Siapakah Bani Fatimiyah
Bani Fatimiyah adalah sekelompok orang Syiah pengikut Ubaid bin Maimun Al Qoddah. Mereka menyebut dirinya sebagai Bani Fatimiyah karena menganggap bahwa pemimpin mereka adalah keturunan Fatimah putri Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Meskipun aslinya ini adalah pengakuan dusta. Oleh karena itu, nama yang lebih layak untuk mereka adalah Bani Ubaidiyah bukan Bani Fatimiyah. Kelompok ini memiliki paham Syiah Rafidhah yang menentang Ahlusunnah, dari sejak didirikan sampai masa keruntuhannya berkuasa di benua Afrika bagian utara selama kurang lebih dua abad. Dimulai sejak keberhasilan mereka dalam meruntuhkan daulah Bani Rustum tahun 297 H dan diakhiri dengan keruntuhan mereka di tangan daulah Salahudin Al Ayyubi pada tahun 564 H. (Ad Daulah Al Fathimiyah, Ali Muhammad As Shalabi).
Daulah Fatimiyah ini memiliki hubungan erat dengan kelompok Syiah Al Qaramithah Bathiniyah. Perlu diketahui bahwa Kelompok Al Qaramithah Bathiniyah ini memiliki keyakinan yang sangat menyimpang dari ajaran Islam. Di antaranya mereka hendak menghilangkan syariat haji dalam agama Islam. Oleh karena itu, pada musim haji tahun 317 H kelompok ini melakukan kekacauan di tanah haram dengan membantai para jama’ah haji, merobek-robek kain penutup pintu ka’bah, dan merampas hajar aswad serta menyimpannya di daerahnya selama 22 tahun. (Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir).
Siapakah Abu Ubaid Al Qoddah
Nama aslinya Ubaidillah bin Maimun, kunyahnya Abu Muhammad. Digelari dengan Al Qoddah yang artinya mencolok, karena orang ini suka memakai celak sehingga matanya kelihatan mencolok. Pada asalnya dia adalah orang Yahudi yang membenci Islam dan hendak menghancurkan kaum muslimin dari dalam. Dia menanamkan aqidah batiniyah. Dimana setiap ayat Alquran itu memiliki makna batin yang hanya diketahui oleh orang-orang khusus di antara kelompok mereka. Maka dia merusak ajaran Islam dengan alasan adanya wahyu batin yang dia terima dan tidak diketahui oleh orang lain. (Al Ghazwul Fikr dan Ad Daulah Al Fathimiyah, Ali Muhammad As Shalabi).
Dia adalah pendiri dan sekaligus orang yang pertama kali memimpin Bani Fatimiyah. Pengikutnya menggelarinya dengan Al Mahdi Al Muntazhar (Al Mahdi yang dinantikan kedatangannya). Berasal dari Iraq dan dilahirkan di daerah Kufah pada tahun 206 H. Dirinya mengaku sebagai keturunan salah satu ahli bait Ismail bin Ja’far As Shadiq melalui pernikahan rohani (nikah non fisik). Namun kaum muslimin di daerah Maghrib (Maroko) mengingkari pengakuan nasabnya. Yang benar dia adalah keturunan Said bin Ahmad Al Qoddah. Terkadang orang ini mengaku sebagai pelayan Muhammad bin Ja’far As Shodiq. Semua ini dia lakukan dalam rangka menarik perhatian manusia dan mencari simpati umat. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak di antara orang-orang yang tidak tahu di daerah Afrika membenarkannya dan menjadikannya sebagai pemimpin. (Al Bidayah wan Nihayah karya Ibn Katsir dan Ad Daulah Al Fathimiyah karya Ali Muhammad As Shalabi).
Sikap Para Ulama Terhadap Bani Ubaidiyah (Fatimiyah)
Para ulama Ahlussunnah telah menegaskan status kafirnya klan ini. Karena aqidah mereka yang menyimpang. Para ulama menegaskan tidak boleh bermakmum di belakang mereka, tidak boleh menyalati jenazah mereka, tidak boleh adanya hubungan saling mewarisi di antara mereka, tidak boleh menikah dengan mereka, dan sikap-sikap lainnya sebagaimana yang selayaknya diberikan kepada orang kafir. Di antara ulama Ahlussunnah yang sezaman dengan mereka dan secara tegas menyatakan kekafiran mereka adalah As Syaikh Abu Ishaq As Siba’i. Bahkan beliau mengajak untuk memerangi mereka. Syaikh Al Faqih Abu Bakr bin Abdur Rahman Al Khoulani menceritakan:
“Syaikh Abu Ishaq bersama para ulama lainnya pernah ikut memerangi Bani Aduwillah (Bani Ubaidiyah) bersama bersama Abu Yazid. Beliau memberikan ceramah di hadapan tentara Abu Yazid: ‘Mereka mengaku ahli kiblat padahal bukan ahli kiblat, maka kita wajib bersama pasukan ini yang merupakan ahli kiblat untuk memerangi orang yang bukan ahli kiblat (yaitu Bani Ubaidiyah)…’” Di antara ulama yang ikut berperang melawan Bani Ubaidiyah adalah Abul Arab bin Tamim, Abu Abdil Malik Marwan bin Nashruwan, Abu Ishaq As Siba’i, Abul Fadl, dan Abu Sulaiman Rabi’ Al Qotthan. (Ad Daulah Al Fathimiyah, Ali Muhammad As Shalabi). Sampai akhirnya mereka ditaklukkan oleh Salahudin Al Ayyubi.
Setelah kita memahami hakikat peringatan maulid yang sejatinya digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan aqidah kekafiran Bani Ubaidiyah…akankah kita selaku kaum muslimin yang membenci mereka melestarikan syiar orang-orang yang memusuhi ajaran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam?? Perlu kita ketahui bahwa merayakan maulid bukanlah wujud cinta kita kepada Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Bukankah para sahabat, ulama-ulama Tabi’in, dan Tabi’ Tabi’in adalah orang-orang yang paling mencintai Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Namun tidak tercatat dalam sejarah bahwa mereka merayakan peringatan maulid. Akankah kita katakan mereka tidak mencintai Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam.
Seorang penyair mengatakan:
Jika cintamu jujur tentu engkau akan menaatinya…
karena orang yang mencintai akan taat kepada orang yang dia cintai…
Cinta yang sejati bukanlah dengan merayakan hari kelahiran seseorang… namun cinta yang sejati adalah dibuktikan dengan ketaatan kepada orang yang dicintai. Dan bagian dari ketaatan kepada Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam adalah dengan tidak melakukan perbuatan yang tidak beliau ajarkan.

Senin, 21 Januari 2013

Analisa Revolusi Suriah


Revolusi Suriah semakin membara dengan jumlah korban di pihak warga sipil muslim Suriah yang luar biasa besar. Memahami dan memprediksikan masa depan revolusi di Suriah bukan perkara mudah akibat banyaknya faktor yang mempengaruhinya.
Di pihak rezim Nushairiyah Suriah, dukungan terus mengalir dari para sekutunya. Rusia, Cina, dan Iran memberikan dukungan secara politik. Dukungan militer juga diperoleh dari Rusia, Iran, milisi Syiah HIzbul Lata Lebanon, dan milisi Syiah al-Mahdi Irak. Dukungan ekonomi juga digelontorkan oleh Iran.
Di pihak revolusi, secara ideologi rakyat muslim seluruh dunia mendukung revolusi Suriah. Secara politik, negara-negara Arab dan Barat berlagak ‘mengecam’ Suriah meski sejatinya hanya ‘bersandiwara’. Bagi mereka, rezim Suriah diperlukan untuk menjaga eksistensi Israel dan menghalangi jihad umat Islam dari negara-negara tetangga. Secara ekonomi dan militer, tidak ada bantuan apapun dari dunia internasional untuk rakyat Suriah.
Bagaimana masa depan revolusi rakyat muslim Suriah? Mampukah rezim Nushairiyah melindas revolusi dengan dukungan Syiah internasional dan komunis internasional? Akankah rezim Nushairiyah tumbang dan digantikan oleh rezim nasionalis-sekuleris boneka Barat? Seberapa besar peluang kelompok-kelompok jihad untuk melancarkan proyek jihad Islam? Bagaimana sikap Barat dan boneka-boneka Arabnya di kawasan Timur Tengah dalam menghadapi revolusi ini?
Koresponden forum al-Anshar di Suriah, Qa’idi Mauqut, menurunkan analisa berharga yang mengupas masa depan revolusi Suriah dari aspek ideologi, politik, militer, media, dan sosial. Analisa tersebut ia turunkan dalam bertajuk ‘Ats-Tsaurah as-Suriyah: Sinariyuhat al-harb al-murtaqabah’ (Revolusi Suriah: Beberapa Kemungkinan Skenario Perang). Berikut ini terjemahannya.
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dipanjatkan kepada Nabi kita yang mulia, keluarganya, dan seluruh sahabatnya yang suci lagi shalih. Amma ba’du…
Dalam artikel sebelumnya, saya telah membicarakan secara singkat beberapa pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah yang memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan dan memberikan pengaruh terhadap musuh-musuhnya pada masa yang akan datang, juga beberapa kekuatan dari luar yang mungkin melibatkan diri jika keadaan menuntut.
Medan konflik Suriah sampai saat ini masih membingungkan banyak pihak disebabkan oleh akhir dari berbagai peristiwa ini pada masa yang akan datang. Persoalan di Suriah tidak mudah dipastikan seperti mudahnya memprediksikan peristiwa di tempat lain. Suriah dikuasai oleh pemerintahan kelompok (Nushairiyah) yang telah berjalan selama empat puluh tahun, disertai berbagai kudeta dan pembunuhan misterius di Lebanon dan Suriah; juga pengkhiantan, pemenjaraan, dan pengusiran terhadap pihak oposisi termasuk saudara kandung presiden yang telah tiada, Hafizh Asad sendiri; kemudian keikut sertaan dalam proyek besar Rafidhah dengan penggelontoran dana yang luar biasa besar untuk membangunnya, sampai menjadi sebuah kekuatan yang menyaingi lawan-lawannya di kawasan yang memanjang dari Yaman sampai ke Iran, lalu Irak, Suriah, dan Lebanon. Proyek besar Rafidhah ini pada awalnya nampak berjalan sendiri-sendiri namun kini menjadi jelas merupakan satu kesatuan yang memiliki kesamaan arah dan persepsi terhadap lawannya. Proyek yang oleh para pengamat politik disebut ‘bulan sabit Syi’ah’.

Dalam artikel ini saya akan berusaha untuk memaparkan beberapa skenario yang mungkin terjadi di Suriah. Terkadang skenario tersebut berupa pokok-pokok kebijakan yang di dalamnya termuat banyak cabang skenario, yang tidak akan saya bahas panjang lebar; atau beberapa kebijakan yang diimbangi oleh kebijakan lain yang juga mungkin terjadi dengan sedikit perbedaan bentuk. Tujuan saya bukanlah memaparkan skenario semata sebagai sebuah bacaan dan analisa, melainkan adalah sebuah upaya memprediksikan peluang-peluang mujahidin dalam kondisi yang ada dan menonjolkan manhaj mujahidin. Di akhir setiap skenario, saya akan memaparkan sebagian tantangan dan rintangan yang akan dihadapi oleh ikhwah mujahidin, tentunya dengan menggunakan senjata yang tepat untuk medan tersebut, perangkat-perangkat kekuatan yang tepat dan tersedia, dan penggunaannya untuk memberi manfaat bagi proyek jihad. Khususnya apa yang hendak saya fokuskan di sini, yaitu ‘asuhan’ rakyat dan penerimaan mereka terhadap pilihan jihad, serta peranan media massa musuh dan penganut metode-metode menyimpang untuk menghantam proyek jihad yang diberkahi ini.
Inilah persoalan yang paling penting bagi saya, yaitu kaum muslimin menerima pilihan jihad mujahidin dan meridhainya sebagai sebuah metode perjuangan sebagai ganti dari metode yang selama ini biasa mereka tempuh. Saya akan menambahkan beberapa hal lain yang terkadang saya lalui dengan cepat. Adapun sisi-sisi persoalan yang lain, cukuplah saudara-saudara yang lain yang membahasnya, yang salah seorang di antara mereka melebihi seratus orang seperti saya dalam hal membaca, mengkaji, dan menganalisa.
Fokus tulisan saya seperti telah saya katakan terbatas pada pembahasan tentang beberapa peluang untuk menampakkan manhaj dan menanamkan proyek jihad di Syam dalam suasana skenario-skenario yang menurut saya akan paling mungkin terjadi. Saya tidak lupa untuk mengulas dengan singkat dan cepat perangkat-perangkat kekuatan dan potensi-potensi yang biasanya dimiliki oleh kelompok-kelompok jihad serta selanjutnya penggunaannya untuk melayani program jihad dan menarik dukungan rakyat. Terlebih pihak musuh juga melakukan upaya yang sama.
Tentara Rezim Syi'ah Nusyairiyah Bashar Asad
Sebagian hal yang saya utarakan akan nampak sebagai perkara yang kelam dan membuat putus asa pembacca. Namun inilah problem artikel-artikel naratif yang berusaha untuk menerangkan realita yang sebenarnya. Bagi sebagian orang kondisi tersebut seakan mengundang pesimisme dan mengendorkan semangat. Namun bagi orang yang hendak beramal jauh dari pengaruh emosi, pemaparan realita yang sesungguhnya memiliki nilai positif yang besar dan banyak manfaat yang buahnya akan nampak setelah itu. Dengan demikian orang yang bekerja untuk proyek jihad akan mampu untuk memilih solusi yang tepat. Hal yang terpenting dari manfaat tersebut adalah agar pemilik proyek jihad tidak jatuh sebagai korban akibat melalaikan sisi realita tersebut meskipun seakan mengundang pesimisme.
Permasalahan yang hendak saya bicarakan dalam artikel ini bisa saya ringkaskan dalam pokok-pokok bahasan sebagai berikut:
1. Prasarana-prasarana yang dimiliki oleh kelompok-kelompok jihad.
2. Hal-hal yang diperlukan oleh kelompok-kelompok jihad.
3. Beberapa skenario perang:
a. Rezim Suriah unggul dan mengendalikan suasana.
b. Rezim Suriah mengalami kemunduran dan oposisi bersenjata meraih kemenangan.
c. Suasana chaos dan senjata beredar luas.

Pertama: Prasarana-prasarana yang dimiliki oleh kelompok-kelompok jihad
Kelompok-kelompok jihad memiliki:
1. Kemampuan untuk menghantam kepentingan-kepentingan Israel dari Lebanon Selatan dan boleh jadi pada masa yang akan datang dari Barat Laut Suriah jika suasana chaos terjadi dan aparat keamanan tidak mampu mengendalikannya lagi.
Sebelum ini Israel telah berkali-kali diserang dengan roket dari Lebanon Selatan dan brigade Abdullah Azzam beberapa kali telah mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket tersebut. Sungguh sebuah tantangan terbuka, padahal kawasan tersebut berada di bawah kontrol tentara Lebanon, UNIFIL, dan milisi Syiah Hizbul Lata. Prasarana ‘menghantam Yahudi’ merupakan sebuah kelebihan dan karakteristik yang kita miliki.
UNIFIL
Pada masa mendatang hal ini bisa berkembang dan berubah dari sekedar penembakan roket menjadi kendaraan peluncuran roket yang bisa mengancam eksistensi Yahudi dalam skala hampir sehari-hari. Jika berbagai kelompok jihad yang ada bisa mengadakan aliansi dan koordinasi kerja yang kuat untuk melakukan serangan seperti itu secara terus-menerus, niscaya hal itu akan menjadi arsip yang sangat penting dan berita utama yang diliput oleh berbagai stasiun TV.
Saya mengisyaratkan perkara ini bukan semata karena penembakan roket menyebabkan kerusakan yang parah pada peralatan militer Israel. Tetapi karena prasarana ini akan menelanjangi kedok pihak manapun yang merintanginya, jika operasi seperti ini terus-menerus dilakukan dan dalam skala yang sering. Sebab pada saat hal itu terjadi, ia bukan lagi menjadi konspirasi yang dilakukan oleh sebagian pihak semata untuk mengalihkan konflik politik dalam negeri (Lebanon), melainkan telah menjadi aksi kepahlawanan dan jihad yang hanya akan dilakukan oleh putra-putra terbaik barisan jihad.
Lebih dari itu, prasarana ini merupakan alat untuk menimbulkan ketakutan dalam negeri Israel dan penyebab perpindahan intern ribuan penduduk Yahudi ke daerah wilayah penjajahan Israel bagian selatan. Perkara ini sudah menjadi konsumsi media massa yang tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Persis seperti yang terjadi dalam peperangan dengan Hizbul Lata yang terakhir dengan militer Israel.
2.  Dengan warisan militer dan sekuriti yang dimilikinya, kelompok-kelompok jihad memiliki pengalaman dan kemampuan untuk menentukan metode, bersembunyi, menampakkan diri, dan menyesuaikan diri dengan kondisi perang apapun. Selain juga memiliki senjata yang mematikan dalam bentuk perang gerilya menurut cara yang ditempuh oleh Daulah Islam Irak dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Irak. Terkhusus lagi dengan kemampuan industri perang mencengangkan yang telah diraih berbagai kelompok jihad Irak dalam bidang ranjau dan roket.
Pada masa yang akan datang hal itu bisa ditempuh sesuai skenario yang mungkin terjadi, kesudahan konflik, tabiat permusuhan dan kekuatan yang akan menguasai wilayah tersebut. Belum lagi jika ditambah dengan runtuhnya kendali keamanan di perbatasan Irak-Suriah dan pengiriman pengalaman-pengalaman jihad, kader-kader jihad, dan persenjataan dari Irak jika keadaan menuntut hal itu.

Kedua: Hal-hal yang diperlukan oleh kelompok-kelompok jihad
Selain memiliki prasarana di atas, kelompok-kelompok jihad perlu bekerja dalm dua bidang yang sangat urgen:
1. Bidang media massa. Bidang media massa kelompok-kelompok jihad masih rendah, sempit, terbatas pada forum-forum jihad, dan kondisi yang lebih baik pun masih sebatas situs internet. Hal ini jelas tidak sesuai dengan proyek-proyek jihad yang besar, yang menuntut kehadiran media massa jihad secara kuat, penyebaran yang luas di darat, dan penyampaian informasi secara terus-menerus kepada kaum muslimin di tempat manapun guna membantah kebohongan-kebohongan tentang proyek jihad ini yang mungkin disebar luaskan oleh musuh, sekaligus untuk menghindari upaya perburukan citra yang kita lihat terjadi di Irak.
Maksud saya tidak lain adalah kemunculan (tokoh-tokoh) di media massa dan mendekati sarana-sarana media di awal peperangan, sehingga wajah mereka biasa muncul di media, dan sebagai dampaknya adalah apa yang mereka sampaikan pun menjadi hal biasa (bukan hal aneh dan asing lagi, pent). Terlebih kita sedang berbicara tentang sarana media massa raksasa yang dimiliki oleh pihak-pihak lain (musuh Islam, pent) yang melampaui internet dalam jarak yang sangat jauh.
2. Bidang kehadiran sosial. Maksud saya adalah kehadiran kelompok-kelompok jihad sebagai sebuah organisasi masyarakat yang tumbuh secara bertahap dan memiliki kalimat (suara yang didengar masyarakat), di bawah nama proyek apapun, misalnya dalam bentuk aliansi bersama yang menjaga keamanan.
Orang-orang yang bergerak dalam wadah-wadah ini adalah orang-orang yang mengusung proyek jihad itu sendiri, namun mereka tidak memiliki pengalaman jihad sebelumnya dan tidak ada keraguan masyarakat terhadap mereka. Hal ini mudah jika telah diketahui bahwa metode jihad memiliki banyak anshar (simpatisan) di kalangan ulama, pelajar (mahasiswa, santri), dan cendekiawan yang selama puluhan tahun suara mereka dibungkam oleh pemerintahan rezim kelompok Nushairiyah.
Proyek jenis ini memungkinkan untuk bekerja secara terpisah dari pernyataan-pernyataan dan publikasi-publikasi aliran kelompok jihad bersenjata. Hal ini akan mengangkat nilai kesyar’ian proyek ini di hadapan masyarakat dan akan mempersiapkan masyarakat untuk menerima proyek yang lebih tinggi lagi, mengangkat ‘atap’ tuntutan proyek, dan menentang proyek menyimpang lainnya apapun bentuknya, baik proyek nasionalis sekuler maupun nasionalis ikhwani (perjuangan kelompok IM via demokrasi parlemen, pent).
Semoga maksud saya sudah bisa dipahami dengan jelas dari ajakan dan isyarat singkat ini. Medan perjuangan Suriah sekarang menjadi ajang perlombaan banyak pihak. Masing-masing pihak berjuang dengan keras dari sekarang untuk menanam benih, agar bisa memetik buahnya pada saatnya kelak.
Orang yang memandang pihak manapun yang terlibat tersebut, niscaya akan melihat pihak tersebut bergerak dalam lebih dari satu bidang, bukan hanya dalam bidang militer semata!

Ketiga: Beberapa skenario perang

Skenario pertama:
Rezim Suriah unggul dan mengendalikan suasana
Bagi sebagian pihak skenario ini mungkin mengejutkan dan sulit dibayangkan dalam periode yang telah dicapai oleh revolusi Suriah saat ini. Namun sebagai bentuk ‘mempertimbangkan kondisi terburuk agar tidak terhindar dari keterkejutan’, saya tetap ingin membahas skenario ini. Apalagi skenario ini memiliki faktor-faktor pendorong dan sebab-sebab yang kuat, jauh dari mimpi sebagian orang yang memperkirakan kejatuhan rezim Suriah sebelum bulan Ramadhan, lalu direvisi sebelum Idul Fitri, lalu Bashar Asad melarikan diri setelah tuntutan kedua, lalu direvisi setelah tuntutan ketiga.
Perkiraan tersebut mencerminkan pandangan yang tidak mendalam di kalangan jurnalis dan pimpinan revolusi Suriah dalam memahami konflik Suriah, tabiat medan konflik dan pemerintahan yang tengah mereka hadapi.
Sampai saat ini, pemerintahan rezim Suriah belum menggerakkan sebagian besar dan raksasa militernya dalam operasi-operasi militer. Departemen pertahanan Suriah juga belum terlibat dalam penanganan revolusi ini. Pengerahan sebagian brigade, pengiriman sebagian patroli militer dan konvoi militer yang beberapa kali dihadang oleh tentara pembelot pro revolusi atau kelompok lain, selama ini dikendalikan oleh dinas Intelijen Angkatan Udara Suriah yang mendapat wewenang untuk menangani krisis.
Lebih dari itu, taktik rezim Suriah dalam menggerakkan divisi-divisi militernya juga sulit dipahami. Beberapa waktu terakhir ini, rezim Suriah menggerakkan satu divisi militernya ke kawasan yang berada di antara propinsi Alepo (Halb) dan Riqah, padahal kawasan tersebut selama ini kosong dari penempatan kekuatan militer dalam jumlah yang sangat besar seperti itu. Rezim Suriah juga mengerahkan sekitar 9000 pasukan komandonya ke propinsi Alepo, dan digabungkan ke dalamnya sebanyak 4000 anggota khusus milisi Hizbul Lata (plesetan dari nama sebenarnya;Hizbullah) Lebanon. Rezim Suriah juga terus-menerus mengerahkan divisi-divisi militernya dari wilayah dalam Suriah seperti propinsi Alepo dan Homsh ke wilayah Utara Suriah seperti propinsi Idlib.
Untuk membahas secara singkat pengerahan divisi-divisi militer Suriah yang sangat besar ini, saya katakan: kekuatan militer Suriah dikerahkan sekitar propinsi Homsh karena di sana terdapat kekuatan militer Suriah dengan dukungan teknologi mutakhir yang drepresentasikan oleh divisi pertahanan udara, radar-radar, dan kota-kota industri militer rahasia yang di dalamnya terdapat para pakar industri militer Rusia, juga bandara-bandara militer.
Selain itu, pusat kekuatan militer Suriah juga terdapat di sebagian besar propinsi; mulai dari divisi III di kawasan Qathifah sebelah utara Damaskus sampai kawasan Dir’a dan Qunaithirah, di sana terdapat beberapa divisi militer yang mendapat latihan militer yang tidak terlalu tinggi, seperti divisi 90, divisi 61, dan lain-lain.
Adapun di propinsi Alepo, penempatan kekuatan militer tidak terlalu besar, seperti penempatan beberapa batalion pasukan komando di kawasan Musalimiyah, di sana terdapat sekolah infantri dan sekolah artileri.
Adapun jumlah tentara yang membelot ke pihak revolusi sampai saat ini hanya mewakili sekitar 5-8 % dari seluruh tentara nasional Suriah, di mana 95 % tentara Suriah masih setia kepada tentara rezim Suriah.
Operasi serangan yang dilancarkan oleh tentara kebebasan pro revolusi terhadap kekuatan militer rezim Suriah lebih menyerupai usaha ‘menakut-nakuti dan mengganggu’ belaka. Operasi serangan mereka masih memerlukan pengendalian dan planning yang lebih baik. (1)
Maka janganlah saudara-saudaraku seislam mengira bahwa para tentara yang membelot kepada revolusi Suriah tersebut adalah orang-orang yang memiliki keahlian perang yang telah teruji, sekalipun sebagian mereka memiliki pangkat militer cukup tinggi. Sebagian besar orang yang berdinas dalam militer Suriah pasca perang Lebanon tahun 1980an belum pernah menerjuni operasi militer apapun! Mereka hanya berdinas rutin untuk masa tugas tertentu, lalu kembali kepada kehidupan sipil mereka.
Sudah diketahui bersama bahwa pengalaman militer didapatkan dengan menerjuni kancah-kancah peperangan, terutama pengalaman yang berkaitan dengan perang gerilya dan keahlian menanam ranjau. Memang, tentara kebebasan Suriah memiliki kemampuan dasar dan pengetahuan tentang beragam senjata karena pernah berdinas dalam tentara nasional Suriah. Secara umum, pengalaman tempur juga datang bersamaan dengan perjalanan waktu jika peperangan masih menggunakan cara perang gerilya dan taktik hit and run. Mereka bisa mendapatkan banyak pengalaman, khsususnya jika ada ahli perang gerilya yang memberi mereka nasehat dan membimbing operasi-operasi mereka.
Sebagian pihak mungkin menyatakan adalah sebuah kecerobohan besar jika rezim Suriah mengandalkan dirinya kepada satuan-satuan militernya yang sangat besar. Terlebih mayoritas anggota tentaranya adalah unsur yang diduga ahlus sunnah wal jama’ah, baik dari suku bangsa Arab maupun suku bangsa Kurdi. Apakah logis apabila rezim Nushairiyah mengandalkan diri dalam menghadapi musuhnya dan meneguhkan pemerintahannya kepada kekuatan militer yang susunannya seperti itu?
Pendapat ini memang benar. Namun barangsiapa mengira bahwa problem rezim Suriah terletak pada kekuatan militer dalam hal persenjataan atau tentara, maka ia telah keliru. Tidak keliru jika ada orang yang memperkirakan Bashar Asad akan mampu mengerahkan lebih dari setengah juta tenaga tempur dari kelompok yang gigih berperang dan berideologi kuat (kelompok Nushairiyah dan Syiah) jika keadaan menuntut.
Perlu diketahui bahwa saat ini nasib kelompok Nushairiyah sedang terancam dengan cara yang sangat menakutkan untuk pertama kalinya dalam sejarah kelompok ini. Masalah langgeng tidaknya kekuasaan rezim sudah menjadi persoalan hidup dan mati mereka. Minimal persoalan kehinaan dan bahaya untuk jangka waktu yang lama, boleh jadi untuk beberapa dekade. Apakah logis jika para pemeluk dan tokoh agama Nushairiyah berdiam diri sementara pemegang kendali dalam pemerintahan Nushairiyah Suriah dalam kondisi seperti ini?
Tentu saja tidak. Oleh karena itu rezim Suriah bisa mengerahkan sebanyak mungkin anggotanya, kelompok Nushairiyah (2) dan mempersenjatai mereka dalam hitungan waktu beberapa hari saja. Lalu rezim bersandar kepada battalion-batalion yang terlatih dari kelompok Hibul Lata Lebanon dan jumlah yang tidak terbatas dari kelompok-kelompok lain yang memiliki kesamaan nasib dengan rezim Suriah, seperti kelompok Syiah Ismai’ilyah, Mursyidiyah, Druz, dan bahkan dalam batas tertentu orang-orang Nasrani.
Lebih dari itu, Kelompok Rafidhah Irak tidak akan menunda-nunda waktu untuk mengerahkan milisi-milisi militernya untuk berperang di pihak rezim Bashar Asad, dan ini sudah terjadi sejak awal revolusi (Maret 2011, pent) dan sampai saat ini masih berlangsung. Masuknya unsur-unsur tentara al-Mahdi (milisi Rafidhah Irak pimpinan Muqtada Shadr, pent) ke Suriah dan keterlibatan mereka dalam memberangus para demonstran muslim Suriah merupakan hal yang tidak bisa ditutup-tutupi lagi oleh Bashar Asad.
Belum lagi dukungan yang akan diberikan oleh Iran kepada rezim Suriah sesuai perjanjian kesepakatan undang-undang antara kedua negara Syiah tersebut, yaitu Kesepakatan Pertahanan Bersama (3) dan kesamaan akidah yang terwujud dalam cita-cita Rafidahah dan proyek besar (pendirian imperium Rafidhah Raya), di mana ketidak seriuasan dalam memperjuangkannya dianggap kerugian besar oleh negara Syiah.
Kita semua mengetahui bahwa sampai batas tertentu, Rafidhah memiliki pemimpin yang mengendalikan urusan mereka dan mereka jarang berselisih terhadap segala keputusannya. Fatwa seorang pemimpin mereka, Khamenei (4) tentang ‘wajibnya berjihad di negeri muslim Suriah melawan penjajah yang ganas’ sudah cukup untuk menggerakkan jumlah tenaga tempur yang tidak terhitung di pihak rezim Suriah, baik dari kelompok Rafidhah Irak, Lebanon, maupun Iran.
Rezim Suriah mampu menerjuni kancah peperangan dalam waktu yang lama dan menguatkan cekikan mereka terhadap leher para pembelot, dengan cara menyebarkan kesatuan-kesatuan  militer yang besar di berbagai pelosok negeri dan memindahkan markas-markas militer untuk menyesuaikan dengan wilayah-wilayah pergolakan.
Hal itu seperti yang telah rezim Suriah lakukan di propinsi Idlib, di mana rezim memindahkan satu divisi penuh dari kawasan Mishyaf di propinsi Himah ke propinsi Idlib. Memang, strategi penyebaran kekuatan militer dalam jumlah besar ini bisa berdampak negative bagi rezim seperti yang akan kita bahasa dalam skenario kedua. Namun penyebaran kekuatan militer dalam jumlah besar ini bisa berdampak positif bagi rezim jika rezim berinteraksi dengan cara yang cerdas dengan penduduk.
Terlebih rezim Suriah telah menutup wilayah perbatasan Barat Laut yang menjadi tempat masuknya bahan makanan untuk tentara kebebasan, dan inilah nampaknya alasan yang mendorong rezim Suriah untuk menggerakan kekuatan militer dalam jumlah besar ke wilayah utara. Selain itu juga untuk mengancam Turki agar Turki tidak turut campur dalam konflik Suriah dan tidak mendukung tentara kebebasan.
Iran juga mungkin menggerakkan unsur-unsur Rafidhah di Kuwait, Bahrain, dan wilayah lain di seluruh jazirah Arab untuk ‘memperingatkan’ para pemimpin negara Arab tersebut akan besarnya resiko yang akan mereka hadapi jika turut campur dalam konflik Suriah.
Selain itu, kondisi ekonomi dan penghidupan seluruh wilayah Suriah saat ini sangat sulit. Penduduk tidak memiliki bahan makanan pokok sehari-hari. Sebagian orang mendukung solusi apapun yang akan mengembalikan keadaan ekonomi kepada suasana sebelum revolusi bergolak, dengan jaminan rencana dan periode peralihan bagi perginya Bashar Asad dan perubahan pemerintahan.
Perkara ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh Bashar Asad dan ia mempergunakannya untuk mengendalikan perasaan para pendukungnya, sehingga ia mengarahkan kemunduran ekonomi saat ini kepada pihak pendukung revolusi, bukan kepada pemerintahan dirinya sendiri.
Selain kondisi ekonomi yang semakin memburuk, kondisi keamanan juga kacau di beberapa kawasan. Di sana sini mulai terjadi aksi penjarahan dan pencurian seperti yang biasa terjadi di wilayah-wilayah yang dilanda konflik, bencana, dan runtuhnya kekuasaan keamanan setempat. Transportasi dari satu propinsi ke propinsi lain semakin sulit, bahkan melalui jalan nasional yang merupakan jalur penghubung antara empat propinsi besar di Suriah dari Damaskus sampai Alepo. Terkadang jalur tersebut terputus dan ditutup akibat krisis keamanan. Ujian universitas di beberapa wilayah juga ditiadakan dan dialihkan ke tempat lain akibat kondisi yang tidak mendukung dan sulitnya para mahasiswa mencapai kampus di wilayah tersebut. (5)
Setelah memperhatikan keragu-raguan dunia internasional terhadap konflik Suriah, di mana negara-negara internasional memberikan banyak kesempatan kepada rezim Suriah untuk melakukan tindakan apapun; kita melihat semua negara tersebut —negara yang dekat maupun negara yang jauh— mengetahui kesudahan peperangan di kawasan ini, dan semua negara tersebut tidak menginginkan kesudahan yang tidak baik bagi mereka.
Jika bukan karena  alasan tersebut, tentulah skenario Libya telah diterapkan di Suriah, sehingga persoalan selesai, lalu semua pihak bisa bersantai.
Masalah meng’kudeta’ tentara pembelot, melemahkan pengaruh mereka, dan memaksakan solusi-solusi yang mengakhiri riwayat para pemimpinnya adalah perkara yang mudah bagi rezim Suriah; lalu kembali memasukkan mereka ke dalam tentara nasional Suriah setelah Bashar Asad pergi dan kondisi berubah.
Memaksakan solusi ‘abu-abu’ kepada Dewan Nasional Suriah juga merupakan perkara yang mudah, terutama jika pihak Barat, Amerika, dan Yahudi membujuk dengan mencontohkan ‘mimpi buruk’ Irak, Afghanistan, dan Yaman. Kenapa harus menantang bahaya? Untuk apa bermain-main api?
Adapun solusi tengah yang diridhai semua pihak baik saat rezim Suriah mengendalikan suasana dengan kekuatan maupun saat rezim Suriah tidak mampu mengendalikan suasana dengan kekuatan, adalah perjanjian damai dan kesepakatan sampai tenggang waktu tertentu di mana presiden Suriah tetap berkuasa, lalu ia meninggalkan Suriah ke negara tertentu (6), kemudian kekuasaan diperebutkan melalui cara pemilu. Nantinya orang yang menang pemilu dan memegang kekuasaan adalah orang yang bisa dipercaya akan mengikuti kemauan Barat dan diridhai oleh semua pihak yang bersengketa.
Sebagian orang mungkin merasa asing dengan skenario ini, namun sebenarnya tidak ada alasan untuk menganggapnya asing. (Bagi Barat, pent) Selama persoalannya adalah eksis atau tidak eksisnya kelompok Nushairiyah, maka mereka tidak perlu berkuasa di Damaskus. Cukuplah jika kelompok Nushairiyah tetap eksis dan mereka dipersenjatai serta ditempatkan di sebuah wilayah aman, untuk Barat persiapkan jika pada masa mendatang terjadi konflik!
Peluang-peluang proyek jihad dalam skenario ini
Berdasar prasarana-prasarana yang dimiliki oleh kelompok-kelompok jihad, bisa dikatakan bahwa pada fase terakhir skenario ini akan ada peluang besar bagi kelompok-kelompok jihad untuk memulai operasi-operasi militer dan menguras kekuatan rezim Suriah.
Dengan sebab kegagalan yang mungkin akan melanda kaum muslimin jika rezim Suriah bisa mengendalikan keadaan dan pulih kekuatannya, bisa dikatakan bahwa pihak yang pertama kali memasuki front peperangan terdepan melawan rezim Suriah akan menjadi pihak yang diterima oleh masyarakat.
Inilah yang dilakukan oleh tentara kebebasan di awal revolusi, karena tidak ada kelompok yang melindungi masyarakat dari kebiadaban rezim Suriah, maka muncul unsur-unsur yang membelot dari tentara rezim Suriah untuk membela penderitaan masyarakat dan kesulitan hidup mereka. Tentara kebebasan kini telah menjadi pahlawan rakyat dan harapan mereka, karena tidak ada seorang pun selain mereka yang melawan kebiadaban tentara rezim dan milisi Syiah Shabihah.
Adapun masalah penembakan roket ke wilayah penjajah Israel, meskipun dilakukan oleh kelompok-kelompok jihad, namun pada periode sebelum terjadinya skenario ini, masih diragukan oleh masyarakat. Masyarakat masih meyakini operasi jihad seperti itu dilakukan oleh rezim Suriah atau milisi Syiah Hizbul Lata Lebanon, untuk mengalihkan perhatian dan mengesankan kepada masyarakat bahwa keadaan bisa semakin buruk jika dukungan kepada revolusi Suriah terus diberikan dan cengkeraman rezim Suriah terhadap Suriah melemah.
Inilah yang benar-benar terjadi, ketika beberapa roket ditembakkan ke wilayah utara penjajah Israel sejak beberapa bulan yang lalu, setiap orang muda maupun tua menuduh rezim Suriah berada di belakangnya. Adapun jika operasi jihad seperti itu dilakukan pada saat yang bersamaan dengan operasi jihad melawan tentara rezim Suriah, niscaya ia akan memiliki dampak yang besar jika sering dan terus-menerus dilakukan. Ia akan mendapat liputan luas media massa, sekalipun pihak tertentu (rezim Suriah atau Hizbul Lata) tidak menyukainya. Nama kelompok-kelompok jihad akan dikaitkan dengan amalan yang agung ini. Tidak ada lagi pihak yang mencegah dan memusuhinya, kecuali masyarakat akan menuduhnya sebagai penggembos dan pengkhianat.
Adapun kehadiran kelompok jihad sebagai sebuah kelompok masyarakat seperti yang telah saya jelaskan di depan, maka hal itu juga mungkin dilakukan dalam kesempatan dan periode apapun tanpa mendapatkan kesulitan apapun dalam skenario ini. Hanyasaja dampaknya akan lebih besar manakala rezim Suriah mampu mengendalikan keadaan dan kelompok-kelompok jihad mulai melakukan operasi jihad untuk menguras kekuatan rezim Suriah.

Skenario kedua:
Rezim Suriah mengalami kemunduran dan oposisi bersenjata meraih kemenangan
Skenario ini terkait erat dengan dua perkara:
1. Iran berpikir untuk tidak lagi mendukung Bashar Asad.
2. Rezim Suriah gagal mengendalikan perang dari aspek militer.
Kondisi pertama, disebabkan konflik intern Iran dan kekhawatiran Iran dari aspek ekonomi jika tidak mampu membiayai perang. Karena dalam kondisi konflik saat ini, Iran harus membiayai dua negara atau bahkan tiga negara (Iran, Suriah, dan Lebanon, pent). Iran harus menggelontorkan dana yang sangat besar untuk mengendalikan konflik besar ini.
Selain itu Iran masih harus membiayai pergerakan kelompok Syiah lainnya di Bahrain, Kuwait, Ihsa’, Qathif (keduanya adalah propinsi di Arab Saudi Timur, pent), dan Yaman. Akankah Iran mampu menangung biaya ekonomi yang begitu berat ini? Akankah Iran menemukan solusi lainnya? Iran juga mengkhawatirkan kerugian lapisan bawah masyarakatnya dan kembalinya kondisi Iran kepada kondisi 20an tahun sebelumnya jika Iran menghadapi serangan udara (AS dan sekutunya, pent) yang menyebabkan Iran kehilangan kendali peperangan dan perimbangan kekuatan berubah di luar perhitungannya.
Dengan mempertimbangkan beberapa kekhawatiran ini, boleh jadi Iran akan membiarkan Bashar Asad sehingga Bashar Asad tercekik, tidak memiliki sumber keuangan untuk menutupi biaya peperangan dan tidak memiliki kemampuan bergerak dari aspek politik. Dalam kondisi seperti ini, pilihannya adalah mendukung tentara kebebasan dan memberikan bantuan tenaga tempur dari Libya atau tempat lainnya, penerapan zona larangan terbang atas Suriah, dan penerapan kawasan netral di wilayah perbatasan Barat Laut Suriah. Langkah-langkah ini dipaksakan dengan kekuatan (PBB, pent), disertai intervensi terang-terangan atau sembunyi-sembunyi pihak Arab atau internasional untuk mendukung unsur-unsur tentara kebebasan dalam peperangan dan mengendalikan perang.
Terutama jika rezim Suriah mengerahkan kekuatan militernya sepanjang wilayah Suriah dan menimbulkan sebab kemarahan dan permusuhan penduduk setempat terhadap kekuatan militer rezim Suriah. Bagaimana hal itu tidak membangkitkan kemarahan dan permusuhan penduduk setempat, sedangkan mayoritas anggota militer Suriah berasal dari penduduk kawasan-kawasan tersebut?
Dalam kondisi demikian itu, kita mungkin akan menyaksikan pembelotan dalam jumlah besar di pihak militer Suriah. Para perwira tinggi militer dalam divisi dan brigade militer yang besar akan mengetahui bahwa sekutu-sekutu rezim Suriah telah meninggalkan rezim Suriah, dan rezim Suriah tinggal berdiri sendirian sehingga tidak akan mampu kembali kuat seperti sedia kala.
Juru bicara resmi tentara kebebasan, mayor Mahir Rahimun an-Nuaimi dalam wawancara dengan stasiun TV Al-Jazera menegaskan bahwa tentara kebebasan mampu untuk meraih kemenangan dari wilayah Utara yaitu wilayah perbatasan Suriah-Turki sampai wilayah tengah Suriah yaitu Homsh dalam hitungan beberapa jam saja, jika telah berhasil disiapkan sebuah kawasan yang terkucilkan (dari kontrol kekuasaan rezim Suriah, pent)!
Dalam kondisi seperti ini, rezim Suriah terpaksa akan mencari jalan keluar dengan kerugian seminimal mungkin. Rezim Suriah tidak akan memegang erat ibukota Damaskus. Ia akan bergeser dan mengumpulkan kekuatannya di kawasan-kawasan tempat eksisnya kelompok Nushairiyah pada masa lalu sebelum tegaknya pemerintahan Nushairiyah di Damaskus. Kawasan tersebut membentang di Suriah Barat yaitu dari Homsh sampai pesisir laut Suriah; di Suriah Utara adalah Tarsus, Jabalah, dan Ladzikiyah ke arah timur sampai wilayah barat Himah, yaitu kawasan-kawasan tersebut sampai wilayah sebelah barat dari jalur jalan nasional yang menghubungkan Damaskus, Homsh, dan Himah.
Dalam kondisi ini, rezim Suriah tidak akan menunda-nunda pemikiran wilayah pemerintahan sendiri, seperti pemerintahan suku Kurdi Irak. Sarana-sarana untuk itu telah dimiliki oleh rezim Suriah dan bisa dijalankan dengan mudah. Jika rezim Suriah mampu mempergunakannya sebaik mungkin, maka ia akan mampu melakukan negosiasi dan memaksakan apapun yang ia inginkan.
Kenyataannya, sejak awal terjadinya revolusi Suriah, rezim Nushairiyah Suriah telah mengerahkan ribuan anggota kelompok Nushairiyah ke wilayah barat Homsh, sehingga jumlah penduduk Nushairiyah mencapai mayoritas dan melampaui jumlah penduduk muslim. Inilah bara api yang menyulut pertikaian antara kaum muslimin dengan kelompok Nushairiyah di kota tersebut. Pada waktu itu rezim Nushairiyah Suriah menyembunyikan hakekat konflik yang sebenarnya.
Jika kekuatan oposisi bersenjata meraih kemajuan, maka rezim Nushairiyah Suriah tidak akan menunda-nunda pemindahan persenjataan terbaiknya ke wilayah pegunungan (kawasan tempat tinggal asli kelompok Nushairiyah, pent) dan mengatur perencanaan perangnya. Hal itu kini sedang dilakukan oleh rezim Suriah.
Terlebih kondisi saat ini merupakan hal yang dimimpi-mimpikan oleh mayoritas tentara dan kelompok gerilyawan. (Kelompok) Nushairiyah Suriah berpusat di wilayah-wilayah pegunungan yang diselimuti oleh hutan-hutan dalam areal wilayah yang sangat luas. Didukung oleh jalan-jalan sempit di antara pegunungan di beberapa wilayah, sehingga rezim Suriah mampu berperang selama bertahun-tahun jika menggunakan wilayah-wilayah tersebut sebagai benteng pertahanan. Wilayah tersebut juga memiliki pesisir pantai dan beberapa pelabuhan. Ia merupakan kawasan emas dan perbendaharaan kekayaan yang bisa dimanfaatkan jika ia menghendaki.
Setelah menerjuni peperangan selama lebih dari setahun atau dua tahun di kawasan tersebut dan di beberapa front pertempuran lain yang berpindah-pindah tanpa adanya hasil atau kemajuan yang berarti di pihak oposisi bersenjata Suriah, sementara kawasan-kawasan lain tetap tenang dan aman sebagaimana yang terjadi di Benghazi (Libya, pent) di mana kehidupan di sana kembali berlangsung normal pada saat kota-kota lain di Libya mengalami operasi-operasi militer.
Saya katakan: dalam kondisi seperti itu, ada peluang untuk mengajukan pemerintahan indipenden bagi kelompok Nushairiyah, dengan tetap mengakui sebagai bagian dari republik Suriah, demi mencegah pertumpahan darah, menguatkan niat baik, dan banyak justifikasi lainnya yang tentunya mudah saja bagi kedua belah pihak (rezim Nushairiyah maupun oposisi bersenjata) memngada-adakannya untuk tujuan penghentian perang dan duduk di meja perundingan.
Ikhwan-ikhwan mungkin sependapat dengan saya bahwa pihak Barat tidak akan mengizinkan lenyapnya kekuatan kelompok Nushairiyah secara keseluruhan dan membiarkan kawasan Syam tanpa ada pisau belati untuk menikam jantungnya jika kekuatan Islam menguat di sana dan pada masa mendatang muncul aliran ahlus sunnah yang mengusung proyek penegakan khilafah Islamiyah.
Keinginan Perancis dan negara-negara Barat di belakangnya adalah menguasai kedua belah pihak (rezim Nushairiyah dan oposisi bersenjata) dengan tetap mempertahankan kelompok Nushairiyah sebagai kekuatan yang aktif di pentas Suriah, sebagai alat untuk menghantam proyek Islam apapun yang mungkin akan muncul.
Persoalan yang harus dibicarakan kini tinggal persoalan mempersenjatai revolusi sehingga menjadi rakyat bersenjata. Saya menduga pihak Barat tidak akan mengulang hal itu setelah peristiwa yang terjadi di Libya. Beredar luasnya senjata di pentas Suriah adalah perkara yang membuat takut Yahudi, Eropa, dan Turki.
Itulah yang ditegaskan oleh juru bicara resmi tentara kebebasan, mayor Mahir Rahimun an-Nuaimi (7) dalam wawancara dengan stasiu TV Al-Jazera. An-Nuaimi saat itu mengatakan: “Sampai saat ini dan untuk seterusnya, kami tetap mencegah sampainya senjata kepada siapa pun, kecuali kepada tentara kebebasan Suriah. Ketika rezim ini jatuh, kami telah siap sepenuhnya untuk mengumpulkan senjata dalam hitungan beberapa minggu saja.”
Jadi tetap akan ada pembatasan senjata, senjata akan dibatasi untuk orang-orang tertentu yang memegangnya secara hukum, media, dan komando. Itulah pilihan yang paling baik dan paling selamat (bagi Barat).

Peluang-peluang mujahidin dalam skenario ini
Dengan kemajuan yang diraih oleh kekuatan oposisi bersenjata, maka pencukuran di luar dari medan perang yang telah ditetapkan yaitu perang melawan kekuatan militer rezim Suriah di front pertempuran di wilayah-wilayah kelompok Nushairiyah, akan menyebabkan pelakunya secara otomatis akan ‘dihantam’, setelah masyarakat bosan dengan perang dan pertempuran, dan keinginan besar mereka dalah kembali kepada kehidupan normal.
Kekuatan tentara kebebasan telah menjadi kekuatan militer tertinggi, maka tidak ada alasan yang membolehkan keberadaan senjata dan kelompok-kelompok (jihad) di pentas Suriah selama tentara kebebasan mampu memerangi kekuatan militer rezim Suriah. Untuk apa menampakkan diri dan mengumumkan diri? Apa alasan yang membenarkannya?
Kita tidak boleh lupa bahwa media massa milik kelompok-kelompok menyimpang dan sekuler tidak akan pernah berhenti mencurahkan segenap kemampuannya untuk mengkritik dan memperburuk citra siapa pun yang berusaha untuk memecah barisan (rakyat di bawah kendali tentara kebebasan dan dewan transisi nasional Suriah, pent).
Bahkan kelompok jihad manapun pada saat itu bisa dituduh sebagai perpanjangan tangan rezim Suriah yang muncul untuk memperkeruh suasana. (Media massa sekuler akan memblow up tuduhan, pent) Jika kemunculan kalian (kelompok jihad) bukan sebagai perpanjangan tangan rezim Suriah, kenapa kami tidak melihat peranan kalian saat kita berada dalam waktu yang paling sulit? Kenapa kalian tidak muncul saat kami berperang melawan rezim Suriah dan tentaranya?
Berkaitan dengan penembakan roket ke target-target Israel dari wilayah Lebanon Selatan dan Suriah, sesungguhnya berlangsungnya operasi secara terus-menerus selama terjadinya perang dan sampai waktu gencatan senjata (antara rezim Suriah dan tentara kebebasan, pent) memiliki dampak tersendiri.
Meskipun demikian, tentara kebebasan dan bersamanya Dewan Nasional Suriah akan selalu menyatakan secara jelas bahwa masalah penggunaan senjata hanya menjadi hak kekuatan militer tertinggi, yaitu kepemimpinan tentara kebebasan. Media massa milik partai-partai sekuler dan kelompok-kelompok menyimpang mungkin akan menuduh para pelaku penembakan roket tersebut sebagai orang-orang yang tergesa-tergesa, tidak memahami persoalan, dan merusak citra revolusi.
Hal ini akan terjadi apabila tentara Yordania tidak melakukan intervensi untuk mengendalikan keadaan di wilayah selatan yang berbatasan dengan Yordania atas nama pasukan perdamaian sementara.
Adapun kemunculan kelompok jihad dalam bentuk organisasi masyarakat, maka ia dapat bergerak tanpa kesulitan apapun sebagaimana kondisi dalam skenario pertama.

Skenario ketiga:
Suasana chaos dan senjata beredar luas
Di sini kita dihadapkan kepada dua kondisi:
1. Mempraktekkan sebagian dari skenario pertama, di mana rezim Suriah mendapatkan dukungan Iran namun rezim tidak mampu menguasai keadaan negara secara sempurna, dikarenakan tentara menolak untuk berperang di wilayah-wilayah asal mereka dan mereka mulai melakukan disersi dari tentara nasional.
Dalam kondisi ini seruan akidah Rafidhah akan mendominasi dalam skala besar, setelah sebelumnya tanda-tanda Rafidhah nampak dalam pembicaraan pihak musuh.
Hal yang dibutuhkan dalam kondisi ini adalah seruan yang semisal sebagai bahan bakar yang menggerakkan ratusan ribu pemuda ahlus sunnah untuk berperang dan dari beberapa negara tetangga, sehingga ide pembentukan proyek ‘perlawanan ahlus sunnah di bawah pengarahan’ (negara-negara tetangga boneka Barat, pent) menjadi kebutuhan primer yang sangat mendesak.
Sebab seruan tentara kebebasan atas dasar nasionalisme dan sekulerisme dalam kondisi ini tidak akan meyakinkan kaum muslimin. Dengan demikian kendali urusan tidak akan terlepas dari pemiliki proyek ini ke tangan kelompok-kelompok jihad yang menanti-nanti kesempatan untuk memunculkan diri dan beramal.
Proyek ‘perlawanan ahlus sunnah’ seperti ini akan dipandang sebagai peperangan penentuan nasib umat Islam dalam melawan proyek raksasa Rafidhah. Proyek ini tidak diragukan lagi akan mendapatkan dukungan media massa dan syariat (fatwa para ulama) yang besar dan penggelontoran dana yang besar untuk membiayai seluruh kebutuhannya.
Saya ulangi perkataan saya bahwa proyek ‘perlawanan ahlus sunnah’ ini diperlukan (oleh Barat). Di satu sisi, ia merupakan kesempatan beberapa negara untuk mematahkan sayap kekuasaan Iran di kawasan Timur Tengah. Di sisi lain, ia merupakan upaya cepat untuk menarik karpet (baca: menjatuhkan) dari bawah telapak kaki mujahidin jika mereka tengah merencanakan jihad atau terlanjut melakukan jihad seperti di Irak.
Dalam kondisi seperti ini, senjata akan beredar luas, dan pemegang senjata akan berada adalah kelompok-kelompok milisi seperti yang terjadi di Libya. Pengarahan akan dilakukan oleh kepemimpinan, biasanya pemimpin syar’i dan politik, yang terbentuk dari sejumlah tokoh ulama yang terkenal membantah dan mendebat kelompok Rafidhah, dan sejumlah tokoh politik yang diterima oleh mayoritas revolusioner.
Tidak ada seorang pun yang akan mampu keluar dari proyek ini, terutama jika proyek ini didukung dengan aspek syari’at, di mana di belakangnya berdiri puluhan bahkan ratusan fatwa dari para ulama terkenal.
2. Kondisi chaos, senjata beredar luas, pihak oposisi bersenjata bergerak maju menuju kawasan-kawasan Nushairiyah dan pihak rezim Nushairiyah bertahan serta melawan pergerakan para revolusioner. Sebab terjadinya chaos dalam kondisi ini tidak mungkin disebutkan secara jelas, namun amat baik apabila kemungkinan ini diprediksikan dan membuat planning untuk menghadapi suasana seperti itu.
Sebagai contoh, saya katakan: bisa saja tentara kebebasan mengumumkan pendaftaran para sukarelawan revolusi dalam brigade-brigade indipenden untuk mengendalikan peredaran senjata di antara masyarakat dan mengumpulkan warga sipil revolusioner yang ingin ikut berperang. Mereka bisa mengikuti peperangan dengan pimpinan dan pengarahan tentara kebebasan, kemudian senjata mereka ditarik kembali pada saat yang tepat.
Dengan cara ini akan diketahui siapa yang hanya ingin berperang bersama tentara kebebasan untuk melawan tentara rezim Bashar Asad dan siapa yang mendapatkan senjata untuk tujuannya sendiri.
Peluang mujahidin dalam skenario ini:
1. Untuk kondisi pertama:
Mujahidin bisa mendahului para pemilik proyek ‘perlawanan ahlus sunnah’ dan mengambil inisiatif lebih dahulu dalam beberapa bidang sebelum mereka didahului. Barangkali secara liputan media massa sulit bagi mujahidin untuk mendahului para pemilik proyek ‘perlawanan ahlus sunnah’.
Namun dalam tataran realita di lapangan masyarakat, mujahidin bisa menjadi pemilik suara yang menentukan, terutama jika mujahidin telah memulai operasi-operasi jihad menguras kekuatan militer rezim Suriah dan brigade-brigade Rafidhah (Iran dan Lebanon) yang mendukungnya, mempublikasikan berita harian tentang operasi-operasi tersebut, dan menyerang kepentingan-kepentingan Iran di manapun yang memungkinkan.
Usaha seperti ini akan memberikan saham besar dan kehadiran yang kuat di tengah masyarakat bagi proyek jihad, sekaligus menyaingi proyek-proyek lainnya. Apa alasan yang membenarkan pencitraan buruk mujahidin padahal mereka adalah pihak yang pertama kali menghadapi invasi Rafidhah? Padahal hanya mujahidin saja, tidak ada satu pihak pun selain mereka, yang menghantam kepentingan-kepentingan Iran di lebih dari satu tempat dan lebih dari satu kesempatan?
Berkaitan dengan penembakan roket ke wilayah penjajah Israel, jika dilakukan dalam skala sering dan teratur yang mendapat liputan media massa, bukan serangan tunggal yang tenggang waktunya lama dengan serangan berikutnya, niscaya akan menjadi bonus penarik simpati masyarakat, perisai yang kuat bagi nama baik proyek jihad, dan akan membungkam mulut para ulama su’ dengan batu yang membuat kaum muslimin bisa rehat dengan tenang.
Kelompok jihad juga bisa menampakkan dirinya sebagai kelompok masyarakat dengan kuat, seruan syariatnya bisa bergaung tinggi, tanpa harus takut kepada apapun, juga tanpa harus berkompromi dengan siapapun, terlebih jika disertai sosialisasi hukum-hukum yang berkenaan dengan masalah keimanan dan kekafiran, status hukum kelompok Rafidhah dan Nushairiyah menurut syariat Islam, plus pembicaraan tentang fiqih jihad dan keutamaan-keutamaan jihad selagi pentas Suriah saat ini menyaksikan konflik bersenjata, yang dalam sebagian bentuknya menyerupai pentas konflik Libya. Hal itu sudah menjadi perkara yang dituntut oleh adanya perang, suasana perang, dan peristiwa-peristiwanya yang besar.

2. Untuk kondisi kedua
Kelompok jihad yang berwujud dalam gerakan masyarakat bisa bangkit dengan kuat dan bekerja dengan serius. Perkara ini merupakan tugas para da’i, di mana mereka harus menjadikan sebuah kawasan tertentu sebagai pusat gerakan mereka. Mereka meningkatkan tingkat pemahaman ilmu syar’i penduduknya, memahamkan mereka akan hakekat Islam, dan memahamkan mereka terhadap kewajiban menjadikan Islam sebagai satu-satunya pedoman hidup bukan pedoman hidup yang lain.
Adapun sayap gerakan bersenjata bisa mengambil manfaat dari beragam jenis senjata yang bisa didapat saat suasana keamanan tidak terkendali, lalu menyimpannya, mengatur dan memperkuat barisan, kemudian memperjuangkan tujuan jihad sesuai syariat Islam.

Terakhir…saya sampaikan beberapa skenario ini dengan cara seperti ini, sebagai bentuk usaha saya untuk memahami garis besar keadaan yang mungkin akan terjadi di pentas Suriah. Sekaligus sebagai prediksi atas skenario-skenario yang paling mungkin akan terjadi, agar kita bisa mengantisipasi konspirasi musuh terhadap kita. Dalam memaparkan poin-poinnya, saya sengaja mengajukan beberapa pertanyaan yang jawabannya tidak saya sebutkan. Tujuan saya adalah mengetahui pendapat ikhwan-ikhwan terhadap jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut dan sebagai motivasi saya kepada mereka agar mengikuti permasalahan yang genting ini dan mengajukan nasehat, musyawarah, dan pendapatnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Kejayaan hanya milik Allah, Rasul-Nya, dan kaum beriman, namun orang-orang munafik tidak mengetahuinya.
Akhir dari ucapan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.

Revolusi Syam Tanda Bangkitnya Umat Islam


Seruan dari Revolusi Syam kepada Umat Islam Seluruhnya untuk Menumbangkan para Penguasanya dan Membaiat Khalifah Kaum Muslimin yang Bisa untuk Berlindung dan Berperang di Belakangnya
Ini adalah revolusi Syam, berteriak dengan penuh keberanian kepada para penguasa kaum Muslimin yang mati, untuk menelanjangi mereka semuanya bahwa mereka berkumpul di atas penyembelihan revolusi Syam dari satu urat ke urat lainnya. Mereka bukan hanya mendukung rezim Bashar penjagal dan bekerja untuk melanggengkan eksistensinya meski rezim Bashar sudah runtuh hampir keseluruhan. Mereka juga tidak cukup dengan upaya demi upaya memalingkan revolusi untuk megaborsinya sebelum rezim-rezim antek mereka sendiri digugurkan melalui keberhasilan revolusi Syam. Tidak hanya cukup dengan semua itu, akan tetapi mereka berkonspirasi dan terus bersekongkol melawan orang-orang lemah yang terdiri dari para laki-laki, wanita, anak-anak yang tidak menemukan jalan di depan mereka kecuali lari dari ancaman pembunuhan, penghancuran dan pemerkosaan oleh rezim Bashar penjagal, lari kepada warga dan saudara mereka di negeri-negeri tetangga. Mereka terkejut dengan sesuatu yang lebih buruk dari pada Bashar, yaitu rezim-rezim represif yang sama sekali tidak memiliki perhatian kecuali untuk menghinakan manusia dan merendahkan kemanusiaan mereka. Seolah-olah rezim-rezim itu keberadaannya tidak lain untuk membunuh kaum Muslimin, mengembargo, dan menghalangi perlindungan atas mereka.
Rezim-rezim yang memusuhi Allah, rasul-Nya dan kaum Muslimin ini, baik di Yordania Abdullah bin al-Husein, di Irak al-Maliki, di Lebanon Nashrullah dan sekutunya, di Turki Erdogan, di Saudi, di Qatar atau di negeri lainnya … telah menegaskan bahwa mereka tidak berasal dari umat ini sedikit pun dan bahwa mereka sengaja merendahkan warga Syam, menghukum mereka atas revolusinya yang penuh berkah yang dampaknya dirasakan oleh para ruwaibidhah itu sebagai api yang menyala-nyala di bawah kursi mereka. Mereka tidak cukup dengan menghalangi dana dan senjata dari warga revolusi yang membela diri menyelamatkan nyawa dan kehormatannya, akan tetapi para ruwaibidhah itu juga menghalangi air, obat-obatan dan tempat tinggal yang layak untuk manusia dari warga revolusi Syam. Kami di revolusi Syam, revolusi umat Islam, menyampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa rezim-rezimnya akan lenyap dan singgasana-singgasana yang didirikan dan dirawat untuk mereka oleh kaum kafir penjajah, sinarnya telah meredup, dan sekarang tiba waktunya lenyap. Kami sampaikan kabar gembira dengan kabar gembira dari Rasulullah saw di mana beliau bersabda di akhir hadits berita gembira akan kembalinya al-Khilafah.
«…، ثمُ تكَون جَبّرِيَةً، فتكَون مَا شاَء الله أَن تَكُونَ، ثمُ يَرفْعُهَا إذِاَ شاَء أَن يَرْفَعَهَا، ثمُ تكَون خلِافةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّة»
… kemudian ada kekuasaan diktator dan akan tetap ada atas izin Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang berjalan mengikuti manhaj kenabian

Dan di dalam hadits berita gembira akan tersebarnya Islam dimana Rasulullah saw bersabda:
«لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الدِّينُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلا يَتْرُكُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بَيْتَ مَدَرٍ وَلا وَبَرٍ إِلا أَدْخَلَهُ اللَّهُ هَذَا الدِّينَ، بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ، عِزٌّ يُعِزُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ الإِسْلامَ، أَوْ ذُلٌّ يُذِلُّ بِهِ الْكُفْرَ»
Sungguh, agama ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Allah tidak membiarkan satu rumah pun di kampung dan di kota kecuali Allah masukkan agama ini ke dalamnya dengan kemuliaan Zat yang Maha Perkasa dan kehinaan orang-orang yang hina, kemuliaan yang dengannya Allah memuliakan Islam dan dengan kehinaan yang dengannya Allah menghinakan kekufuran

Sungguh kemuliaan Islam, demi Allah, terkait degan kembalinya al-Khilafah yang sinarnya mulai menyeruak di atas warga Syam, kemudian atas seluruh negeri kaum Muslimin. Dan sungguh, kehinaan kekufuran dan para pengikutnya juga terkait erat dengan kembalinya al-Khilafah.
Wahai kaum Muslimin yang bersabar di negeri kamp kematian:
Sesungguhnya para penguasa antek yang menyebut warga kita yang mengungsi sebagai azab di atas azab; mereka adalah menyempurnakan kejahatan Bashar si penjagal; mereka adalah sekutu Bashar dan rezimnya dalam melakukan pembunuhan dan kejahatan. Menghilangkan mereka semuanya itu hari ini adalah wajib. Kewajiban itu tidak lebih kecil dari wajibnya menyempurnakan penghancuran atas Bashar dan kaki tangannya. Penghancuran para ruwaibidhah itu semuanya merupakan keharusan agar kita kembali seperti dahulu sebagai satu umat di dalam satu negara, di bawah panji daulah al-Khilafah al-Islamiyah. Inilah, saudara-saudara Anda di Syam telah membuka jalan di depan Anda maka tidak ada alasan bagi Anda setelah hari ini di hadapan Rabb Anda. Allah SWT berfirman:
] إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ [
Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara (TQS al-Hujurat [49]: 10)

Allah SWT juga berfirman:
] وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ [
Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (TQS al-Mu’minun [53]: 12)

Jumat, 11 Januari 2013

Misery (Stephen King)

Download:Misery (Stephen King).PDF

Misery is the 25th book published by Stephen King; it was his 22nd novel, and the 17th written under his own name. The book was released by Viking on 8 June 1987.

Fiction author Paul Sheldon has made a living by writing a popular series of novels featuring a heroine by the name of Misery Chastain. After finishing the last book in the Misery series he goes on a

Download Ebook Cerita Dewasa + Gambar Berkualitas

Bagi para penikmat cerita dewasa, berikut ini kami merangkum beberapa cerita dewasa pilihan yang dapat anda nikmati di waktu senggang dengan mudah karena anda dapat membacanya secara ofline dan dalam format PDF.

Selamat menikmati cerita dewasa dalam beberapa ebook yang kami pisahkan sesuai kategori. Jangan lupa untuk berkunjung kembali karena kami akan selalu update info mengenai cerita dewasa terbaru yang kami pilih sesuai dengan kualitas tulisannya ;)

Selamat mendownload

Sejarah Perang Hunain




Perang Hunain terjadi pada bulan Syawal tahun kedelapan Hijriah, tidak lama setelah Makkah berhasil dibuka oleh kaum Muslim. Jatuhnya kota Makkah ke tangan kaum Muslim menunjukkan telah berakhirnya dominasi kaum kafir Quraisy atas wilayah itu selama berabad-abad. Meskipun demikian, posisi kota Makkah belum dikatakan aman secara geografis, karena beberapa kabilah yang memusuhi Rasulullah saw. masih bercokol di kawasan selatan Makkah. Itulah kabilah-kabilah yang pernah menolak ajakan Rasulullah saw. (dalam thalab an-nushrah ) ketika beliau masih berdakwah di kota Makkah. Kabilah-kabilah tersebut pernah menolak seruan Nabi saw. dan mengusir beliau dengan cara yang amat keji.
Berita kemenangan yang diperoleh Rasulullah saw. dan kaum Muslim tampaknya tidak menyenangkan para pemuka kabilah yang berada di sekitar Makkah, yang masih musyrik. Kekhawatarian mereka terhadap pertumbuhan kekuatan kaum Muslim bukan lagi sekadar ilusi, melainkan kenyataan yang harus mereka hadapi. Salah seorang tokoh Hawazin, yakni Malik bin Auf an-Nashri, behasil memprovokasi beberapa kabilah lainnya, dan bersiap-siap menghadapi pasukan kaum Muslim dengan mengumpulkan kekuatan yang sangat besar di daerah Authas (terletak antara Makkah dan Thaif). Dalam kesempatan itu ia menyertakan juga anak-anak, kaum wanita, bahkan seluruh harta kekayaan mereka. Hal itu dilakukannya guna mencegah anggota-anggota kabilah melarikan diri dari peperangan, sekaligus untuk menyemangati mereka, karena harta kekayaannya, anak-anak, dan kaum wanitanya terdapat di tengah-tengah mereka. Selain kabilah Hawazin yang bergabung dengan Malik bin Auf, juga turut serta seluruh penduduk Tsaqif. Begitu pula seluruh penduduk kabilah Nashr, kabilah Jusyam, Saad bin Bakr, dan beberapa orang dari Bani Hilal.
Malik bin Auf an-Nashri berkata kepada pasukannya, “Apabila kalian melihat mereka, patahkan sarung pedang kalian, lalu bersatu padulah kalian bagaikan satu tubuh.”
Rasulullah saw. sendiri berangkat bersama 2.000 warga kota Makkah dan 10.000 sahabat yang turut serta bersama beliau di dalam penaklukkan Makkah. Keberangkatannya terjadi pada tanggal 6 Syawal.  Jumlah total kaum Muslim yang terlibat di dalam perang kali ini mencapai 12.000 orang.
Rasulullah saw. menunjuk Attab bin Usaid bin Abu al-Ish bin Umayyah bin Abdu Syams sebagai pemimpin yang mengontrol penduduk Makkah, yang tidak bisa turut serta berperang bersama beliau.
Jabir bin Abdullah berkata:

Tatkala kami berjalan ke Hunain, kami menuruni salah satu lembah Tihamah yang amat luas. Kami semestinya turun secara perlahan-lahan, namun kami melakukannya dengan tergesa-gesa. Hal itu terjadi di tengah malam yang amat gelap. Di sisi lain, ternyata orang-orang dari kabilah Hawazin telah mendahului kami tiba di lembah itu. Mereka bersembunyi dari penglihatan kami di salah satu tempat tersembunyi dari penglihatan kami. Mereka telah siap sedia dan bertekad bulat untuk menyergap pasukan kaum Muslim. Demi Allah, tidak ada yang menakutkan kami saat kami turun melainkan rombongan pasukan mereka yang menyergap kami dengan kompak, ibarat serangan satu orang. Kami pun berlarian tercerai-berai, dalam kondisi tidak seorang pun yang menoleh kepada yang lainnya.

Di tengah kepanikan tersebut Rasulullah saw. berseru, “Hai manusia, kembalilah, aku ini Rasulullah. Aku Muhammad bin Abdullah.”
Seruan beliau tidak didengar, sementara itu unta maupun manusia saling berlarian berpencar, hanya tertinggal beberapa orang dari kaum Muhajirin, kaum Anshar, dan Ahlul Bait yang tetap bertahan bersama-sama  Rasulullah saw. Di antara para sahabat yang tetap bertahan bersama-sama beliau dari kaum Muhajirin adalah Abu Bakar dan Umar bin al-Khaththab; dari Ahlul Bait adalah Ali bin Abu Thalib, Abbas bin Abu Thalib, Abu Sufyan bin al-Harits bersama anaknya al-Fadhl bin Abbas, Rabiah bin al-Harits, Usamah bin Zaid, dan Aiman bin Ummu Aiman bin Ubaid yang saat itu gugur sebagai syahid.


Titik Balik Peperangan
Menyaksikan kekalahan itu, beberapa orang Makkah yang masih menaruh dendam di dalam hatinya bereaksi. Abu Sufyan bin Harb berkata, “Kekalahan mereka tidak akan berakhir sekalipun hingga di lautan.”
Jabalah bin al-Hanbal juga berkata, “Ketahuilah, sihir telah dikalahkan pada hari ini.”
Meski sebagian besar pasukannya berlarian tercerai-berai, Rasulullah saw. tetap tak beranjak dari tempat berdirinya. Beliau bersabda, “Hai Abbas, berteriaklah. Hai seluruh orang-orang Anshar, wahai seluruh orang-orang pemilik samurah.”
Mereka lalu menjawab bersahutan, “Ya, kami menyambut panggilanmu.”
Tidak lama kemudian, pasukan mampu dikonsolidasikan kembali. Tekanan peperangan berbalik menyudutkan pasukan musuh. Allah Swt. mengalahkan orang-orang musyrik dalam Perang Hunain dan memberikan kemenangan kepada Rasulullah saw. Tatkala orang-orang dari kabilah Hawazin kalah, korban dari pihak Tsaqif (Bani Malik) amat banyak; 70 orang dari mereka tewas di bawah bendera perang mereka, termasuk di dalamnya Utsman bin Abdullah bin Rabiah bin al-Harits bin Habib.
Orang-orang musyrik yang kalah dalam Perang Hunain melarikan diri ke Thaif bersama Malik bin Auf an-Nashri. Sebagian dari mereka memang bermarkas di lembah Authas, lainnya pergi ke Nakhla. Yang pergi ke Nakhla adalah Bani Ghiyarah dari Tsaqif. Pasukan berkuda Rasulullah saw. mengejar orang-orang yang mengarah ke daerah ats-Tsunaya.
Rasulullah saw. juga memerintahkan Abu Amir al-Asy‘ari untuk mengejar kaum musyrik yang melarikan diri ke lembah Authas. Di sana mereka menjumpai pasukan musyrik sehingga pertempuran berlanjut di lembah itu. Di dalam pertempuran tersebut, Abu Amir al-Asy‘ari gugur sebagai syahid. Bendera perang lalu diambil-alih oleh Abu Musa al-Asy‘ari, yang tidak lain adalah anak paman dari Abu Amir al-Asy‘ari. Abu Musa al-Asy‘ari melanjutkan peperangan melawan orang-orang musyrik itu hingga Allah memberikan kepadanya kemenangan.
Seluruh harta rampasan Perang Hunain, termasuk tawanan (sabiy ) kaum wanita dan anak-anak, diperintahkan oleh Rasulullah saw. agar dijaga oleh Mas‘ud bin Amr al-Ghifari. Rasulullah saw. memerintahkan para tawanan dan harta rampasan di bawa ke al-Ji’ranah untuk disimpan di sana, lalu dibagi-bagikan.