Sabtu, 09 Februari 2013

Valentine Day Budaya Barat


Sebentar lagi akan memasuki tanggal 14 Februari. Banyak orang tahu, hari itu adalah hari Valentine, hari kasih sayang, hari yang istimewa bagi mereka yang sedang menjalin kasih.

Untuk merayakan hari Valentine umumnya ditandai dengan saling mengirim notisi-notisi cinta yang ditulis dalam sebuah kartu berbentuk hati dan gambar Cupido bersayap. Mereka juga memberi hadiah berupa permen cokelat dan bunga mawar. biasanya hadiah ini diberikan oleh laki-laki kepada kekasih wanitanya. Ucapan yang lazim untuk merayakan hari valentine adalah :”Happy Valentine’s.” Ucapan ini biasanya diberikan oleh laki-laki kepada wanita atau sebaliknya, dan tidak pada orang yang sejenis, kecuali kalau mereka homoseksual. Seringkali dianggap bahwa mereka yang berkencan pada pada hari valentine sedang terlibat dalam sebuah hubungan yang serius.

Secara historis, pada awalnya, perayaan valentine merupakan bentuk sebuah misa Katolik Roma untuk menghormati terhadap seorang martir (syuhada’) atau santo (orang suci) bernama Valentinus. Misa valentine ditetapkan pertama kali oleh Paus Gelasius I tahun 496 M. yang pada akhirnya menjadi hari raya seperti Natal yang diperingati setiap tahun.
sesungguhnya, misa ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan romantisme.

Valentinus adalah seorang uskup yang hidup pada abad ke3, pada masa pemerintahan Kaisar Claudius II. Uskup Valentinus wafat sebagai martir, dan dipercayai dimakamkan di sepanjang Via Flaminia, di luar kota Roma. Namun sosok Santo Valentinus sendiri tidak jelas, Valentinus yang mana yang diperingati, sebab ada tiga Valentinus yang disebut dalam Catholic Encyclopedia 1908, yaitu:
1. Seorang Pastur di Roma.
2. Uskup Interamna.
3. Seorang martir di Afrika.

Bahkan Paus Gelasius I mengatakan, sesungguhnya sosok Valentinus sendiri sangat gelap. Penetapan tanggal 14 Februari sebagai hari raya pun tidak berdasarkan fakta sejarah yang jelas, tetapi hanya untuk menyamai perayaan tahunan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah perayaan agama Romawi Kuno untuk menghormati kepada Dewa Kesuburan atau Lupercalus yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 15 Februari.

Sebagai bagian dari ritual Lupercalia, para pendeta mempersembahkan korban domba kepada dewa. Setelah minum anggur, para pendeta berlari keliling kota sembari membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa saja yang dijumpai. Umumnya para gadis mengajukan dirinya secara sukarela untuk disentuh, karena menurut keyakinan mereka, mereka akan memperoleh kesuburan dan akan melahirkan dengan mudah.

Hubungan antara misa valentine dengan cinta romantis bermula pada abad ke 14 ketika sastrawan Inggris bernama Goffrey Chawcer menulis syair yang berjudul “Parlement of foules”. Dalam tulisan itu, Goffrey meyakini, bahwa tanggal 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Syair itu berbunyi:

                       For this was on Saint Valentine’s day
                       (Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus)
                       When every bird comyth there to choose his mate
                       (Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya)

Pada tahun 1836 didakan penggalian di sebuah makam di Via tubercallus yang diduga sebagai makam Santo Valentinus. Kerangka yang diduga sebagai tulang-belulang Santo Valentinus kemudian di masukkan dalam peti mati dari emas. Oleh Paus Gregorius XVI peti mati tersebut kemudian dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite di Dublin, Irlandia. Tempat tersebut kemudian menjadi tempat berziarah. Setiap tahun pada hari Valentine, peti mati diarak dalam sebuah prosesi khusuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Kemudian diadakan misa khusus bagi muda-mudi yang sedang menjalin cinta.

Misa Valentine berlangsung terus hingga akhirnya ditiadakan secara gerejawi pada tahun 1969 sebagai upaya yang lebih luas meniadakan santo dan santa yang asal-usulnya dipertanyakan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun masih ada paroki-paroki tertentu yang menyelenggarakan misa ini hingga sekarang.

Sekalipun tradisi Valentine secara ritual sudah ditiadakan, namun tradisi kasih-sayang terus berlanjut hingga sekarang, bahkan tradisi valentine terus berkembang di Amerika, Jepang, Cina dan di seluruh dunia.

Pandangan terhadap valentine secara Islam adalah, bahwa perayaan Valentine sebagai bentuk ritual dari orang Kristen untuk menghormati terhadap orang soleh mereka, terlepas dikemudian hari hanya sebagai acara percintaan. Penyelenggaraan ritual valentine berbasis pada legenda-legenda, dan tidak berbasis pada nubuawat, sehingga, seperti yang sudah kita ketahui tadi, perayaan Valentine sarat dengan kebohongan. Dengan demikian, turut merayakan hari Valentine adalah haram, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an:

” Dan jika engkau menuruti pada kebanyakan orang di bumi, maka mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Tidaklah yang mereka ikuti kecuali hanya persangkaan-persangkaan, dan tidak lain mereka hanya berbuat-buat bohong.”(Al An’am: 116).

Tradisi Valentine adalah tradisi mereka, orang yang tidak beriman kepada Allah. kalau kita turut merayakannya berarti kita telah melakukan perbuatan yang menyerupai perbuatan mereka. Padahal sebagimana ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w.:

” Barangsiapa yang menyerupai kaum, maka dia termasuk golongannya.” (H.R. Abu Daud).

Hari Valentine telah dekat, maka sebagai upaya kita agar tidak terjerumus dalam suatu dosa, jangan ada yang ikut merayakannya sekalipun hanya sebatas ucapan lebih-lebih hingga dalam bentuk saling mengirim notisi (surat-suratan). Setan dalam upayanya menjerumuskan kepada manusia menggunakan segala tipu dayanya, dihias-hiasinya segala kesesatan dengan kebaikan, keindahan, toleransi dan sebagainya, sehingga mereka tidak menyadari, bahwa mereka telah jauh tersesat dari jalan Allah.

Mungkin dengan cara pembunuhan orang akan berfikir seribu kali untuk melakukannya, karena semua orang tahu, bahwa pembunuhan itu kejam, tidak baik, berdosa. Tetapi bagi Setan yang cerdik, mereka tahu bahwa melalui umpan pembunuhan akan kurang diminati oleh manusia. Maka dibuatlah cara yang lebih indah, lebih halus dan membuat manusia lebih terlena. Cara yang demikian ternyata lebih jitu untuk memangsa korban yang lebih banyak dari kalangan manusia. Semoga kita tidak termasuk salah satu yang disesatkan oleh setan. Amin.

Mohon maaf jika tidak berkenan.

Referensi :

1. “Al Qur’an Al Kariim”.
2. “Al Jami’ Al Shoghir”, Jalaluddin Abdurrahman.
3. “Valentine’s Day”, Wikipedia.
4. “Catholic Encyclopedia”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar